Oei Djie Kong dibantu R.M.E. Mangunsusanto yang waktu itu menjabat sebagai sebagai pengurus sekolah Kristen di Klaten.
Peran kedua tokoh ini sangat besar bagi GKI Cabang Klaten, hingga Tuhan menggerakkan hati seorang jemaat, Liem Kok Sing, tahun 1961 mempersembahkan rumahnya sebagai Pastori Gereja.
Tahun 1963 Majelis GKI Sangkrah Solo mengutus Pdt. Tan Tjoe Liang (Tjahyaputra) ke Klaten dengan tugas khusus untuk mempersipkan GKI cabang Klaten menjadi Gereja dewasa.
Banyak kegiatan dilakukan Pdt. Tan Tjoe Liang selama bertugas di GKI Klaten, yakni s ekolah minggu dan Perhimpunan Pemuda Gereja mengalami pertumbuhan pesat di Klaten, demikian juga dengan Komisi Wanita Gereja.
Selanjutnya bulan April 1966, Tjan Poen Ong, S.Th dan istri terlibat dalam pelayanan di GKI Klaten, hingga ditetapkan sebagai pengerja GKI Klaten tanggal 1 Mei 1966.
Dan sebagai puncaknya, 30 Maret 1967, GKI Sangkrah cabang Klaten resmi didewasakan menjadi GKI Klaten.
Tiga bulan kemudian 30 Juni 1967 Tjan Poen Ong, S.Th ditahbiskan menjadi pendeta GKI Klaten yang pertama, dimana penahbisan dilakukan di gedung GKJ Klaseman Klaten, karena gedung GKI Klaten tidak mampu menampung jemaat dan tamu undangan.
Hadir dalam upacara penahbisan yakni 24 pendeta, rombongan Paduan Suara dari Magelang, Yogyakarta, Sangkrah Solo, Coyudan Solo, Wonogiri, dan anggota jemaat gereja-gereja di Klaten, serta pejabat pemerintah. ***
Semoga tulisan GKI Klaten, kisah pertobatan keluarga Tionghoa menjadi tonggak berdirinya gereja ini bermanfaat bagi para pembaca.
Nantikan tulisan ini hanya di iNewsbadung.id, serta silahkan share tulisan ini agar banyak orang mengetahui informasi yang benar. ***
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait