Video Rokok Tersebar, Siswa SMK Dianiaya Teman Sekolah di Denpasar

Rohmad
Video bulliying di Denpasar tersebsr

Denpasar – Sebuah insiden perundungan antar siswa kembali menggemparkan dunia pendidikan di Bali. Seorang pelajar kelas 10 di SMKN 7 Denpasar, berinisial AANDP (16), menjadi korban penganiayaan usai video dua rekannya yang merokok di toilet sekolah tersebar ke pihak guru.

Dua pelaku dalam kasus ini adalah SA, teman sekelas AANDP, dan INA, siswa kelas 11 di sekolah yang sama. Mereka diduga tidak terima karena merasa AANDP telah merekam dan menyebarkan video yang menyebabkan keduanya dipanggil guru dan diberi pembinaan.

Kejadian ini sempat menjadi sorotan setelah cuplikan video dugaan penganiayaan tersebut viral di media sosial. Polisi pun angkat bicara. “Video itu menunjukkan adanya perundungan di salah satu sekolah kejuruan di Denpasar,” ujar Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi, Jumat (16/5/2025).

Bermula dari Video Rokok
Menurut penuturan pihak kepolisian, konflik bermula saat seorang guru menerima kiriman video yang memperlihatkan SA dan INA sedang merokok di toilet sekolah. Meski identitas pengirim video tidak diketahui secara pasti, dugaan langsung mengarah ke AANDP.

INA dan SA kemudian mengajak AANDP bertemu di sebuah gang di kawasan Jalan Mertasari, Denpasar Barat, pada Kamis sore. Ketiganya datang dengan masih mengenakan seragam sekolah.

Saat pertemuan, AANDP sempat membantah tuduhan menyebarkan video, namun justru menjadi sasaran emosi. “SA menendang korban, sedangkan INA memukul sebanyak dua kali,” ujar Sukadi.

Video Kekerasan Berujung Damai
Kepala SMKN 7 Denpasar, I Made Bajeggiarta, membenarkan bahwa video rokok tersebut direkam oleh AANDP dan sempat diunggah ke media sosial. “Mereka sebenarnya berteman dekat, satu tongkrongan. Tapi karena video itu menyebar, akhirnya jadi konflik,” jelasnya.

Setelah video penganiayaan beredar, pihak sekolah langsung memanggil orang tua ketiga siswa untuk melakukan mediasi. Hasilnya, ketiga pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah secara damai.

Meski perdamaian telah tercapai, orang tua SA memilih menarik anaknya dari sekolah. Sementara INA dan AANDP tetap melanjutkan pendidikan di SMKN 7 Denpasar.

Upaya Pencegahan dan Evaluasi Sekolah
Pihak sekolah menyatakan akan memperketat pengawasan serta memperkuat pembinaan karakter siswa. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya edukasi digital serta etika pertemanan di lingkungan sekolah.***

Editor : Bramantyo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network