KTKH Solo kemudian menugaskan seorang guru Injil Tan Poo Djwan (Pdt. Emiritus Paulus Tanoewidjaya) untuk menggembalakan KTKH Klaten
Memasuki masa pendudukan Jepang yang membawa kesengsaraan bagi segenap rakyat Indonesia, kekristenan di Klaten masih dapat berjalan walau mengalami banyak cobaan.
Namun yang tetap setia melayani di KTKH Cabang Klaten adalah Tan Poo Djwan yang berangkat dari Solo dengan mengayuh sepeda dengan memakan waktu tempuh sekitar dua jam.
Menjelang kemerdekaan, kekristenan di Klaten banyak mengalami hambatan, bahkan untuk alasan keamanan kebaktian Minggu sering dibatalkan.
Hal itu dikarenakan ada daerah yang sudah dikuasai tentara Republik, namun banyak pula daerah di Klaten yang masih dikuasai Belanda.
Inilah yang menyebabkan Kekristenan di Klaten tersendat, dimana tidak hanya dialami KTKH Cabang Klaten, tetapi juga Gereja Negara (Indische Protestanche) di Gereja Jago.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait