Roh Kudus juga menjangkau golongan keturunan Tionghoa, dimana akhirnya mereka bergabung dalam Gereja Kristen Jawa, yakni GKJ Margoyudan.
Sayangnya, dalam pembinaan mengalami kendala bahasa, karena keturunan Tionghoa kurang fasih menggunakan bahasa Jawa Kromo.
Karena itu, tahun 1925 De Gereformeerde Kerk van Solo memutuskan memberitakan Injil bagi keturunan Tionghoa dengan menggunakan bahasa Melayu, hingga tahun 1930 dibentuk Zending Commissie yang bertugas melayani pekabaran Injil untuk keturunan Tionghoa.
Allah berkarya melalui Picauli, dilanjutkan Pdt. Soeponohardjo dan Boesono, dengan kebaktian pagi yang diadakan di rumah keluarga Sie Kim Keie, di Jalan Purwodiningratan, yang akhirnya pindah ke gedung Standard School (Sekarang SD Kristen Purwopuran), sedangkan kebaktian malam hari dilaksanakan di Christelijke Hollands Chinese School, Jalan Veteran Gemblegan.
Dalam perkembangan, kebaktian dipindahkan ke Christelijke Maleis Chinese School (sekarang Rumah Makan Centrum), dengan jumlah jemaat berkisar antara 20 - 40 orang.
Jemaat yang melakukan baptisan pertama adalah seorang ibu, bernama Yo Kiem Hok, di tanggal 16 November 1930, bahkan diikuti jemaat lain.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait