Namun, Candi Setyaki yang terletak di dekat Kompleks Candi Arjuna di tahun 2008 mulai dipugar, pemugaran masih sampai bagian kaki candi, sedangkan bagian tubuh saat ini belum ditemukan.
Sementara Ondho Budho dan Tuk Bima Lukar, kondisinya sudah tidak lengkap lagi, sehingga konon para peziarah harus melewati tangga untuk masuk kompleks keagamaan (Ondho Budho), bersuci di pancuran air (Tuk Bimo Lukar) untuk menuju ke candi.
Bale Kambang dan Gangsiran Aswatama dahulu adalah saluran membuang genangan air.
Dewa yang dipuja di dataran tinggi Dieng adalah Trimurti, yaitu Brahma (pencipta alam semesta), Wisnu (pemelihara isi alam semesta), dan Siwa (pengatur kembalinya isi alam semesta kepada alam keabadian), dimana ketiga dewa ini merupakan dewa-dewa utama dalam agama Hindu.
Di Jawa, sekte paling populer adalah pemujaan terhadap Siwa dan para pendampingnya (Parswadewata).
Pemujaan terhadap Siwa di Dieng diwujudkan dalam bentuk arca, simbolisasinya ditempatkan dalam bilik utama candi (grbagrha), diikuti dewa pendamping, terdiri dari Durga, Agastya, dan Ganesha.
Siwa digambarkan dalam berbagai perwujudan, yaitu Aniconic, yang digambarkan berupa lingga (simbol laki-laki) yang diletakkan di atas yoni (simbol perempuan).
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait