Polisi yang pernah menjabat sebagai
Direktur Pengamanan Objek Vital (Dirpamobvit) Polda Gorontalo, serta Kabid Humas Polda Sumatera Barat ini
juga tidak tanggung-tanggung menghubungi pimpinan Satwil, serta Satker apabila terjadi tindak pidana yang laporannya belum diterima.
“Tidak ada yang ditutupi, prinsip saya jika misalnya polisi salah, maka harus diekspos, karena akan memberikan efek jera bagi polisi tersebut dan anggota lain agar tidak melakukannya, sehingga masyarakat menjadi tahu, jika polisi melanggar ada prosesnya,” ujar suami I Gusti Maharani.
Pria yang pernah mengenyam pendidikan SD sampai SMA di Kota Magelang, Jawa Tengah ini adalah Kabid Humas mudah dihubungi awak media massa, di mana sesuai moto humas Polri yaitu objektif, dipercaya dan partisipasi.
Ketekunan dan keuletan telah menjadi prinsip hidupnya, apalagi latar belakang keluarga mantan Kapolsek Manggis, Karangasem ini adalah kurang mampu.
Pernah mengenyam pendidikan di Kota Magelang membuatnya selalu bertemu tentara yakni TNI AD di sana, bahkan setiap sore selalu olahraga di lapangan tentara.
Hal ini membuat anak nomor dua dari lima bersaudara ini mencoba mendaftar tentara, namun tidak diterima, sehingga ia mencoba Akademi Polisi, dan di tahun pertama dinyatakan tidak lulus masuk Akpol karena kalah kuota.
Editor : Asarela Astrid