Dia menyebut nenek bersama kawan-kawan seperjuangannya rela berkorban nyawa untuk bisa memperjuangkan kesetaraan antara pria dan perempuan. Akhirnya, sang nenek berhasil berangkat kongres ke Yogyakarta.
"Semua itu dituturkan Nenek saat itu dengan penuh semangat. Tiap Hari Ibu diperingati, beliau selalu teringat masa-masa perjuangan itu," ucap Anies.
Dia menyebut sang nenek dikaruniai umur panjang meski harus duduk di kursi roda dan wafat di usia 93 tahun. Menurutnya, sang nenek terlihat punya semangat seperti anak muda meski tubuh sudah tua.
"Nenek tetap baca koran tiap hari, mengikuti perkembangan dan tetap ajak diskusi siapa pun yang berkunjung hingga menjelang wafat di usia 93 tahun," ujarnya.
Lebih lanjut, mantan Mendikbud itu memaknai hari ibu tidak hanya untuk mengingat seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan. Melainkan mengingat juga pergerakan kaum perempuan menuju kemerdekaan.
"Hari Ibu di Indonesia, bukan hanya untuk mengingat 'ibu' yang melahirkan dan membesarkan kita tapi juga mengingat pergerakan kaum perempuan menuju memerdekaan serta kemajuan bangsa," tuturnya.***
Editor : Dian Burhani