get app
inews
Aa Text
Read Next : Meriahkan Hari Ibu, Dharma Wanita Persatuan Badung Gelar Berbagai Lomba

Hari Ibu, Anies Baswedan Terkenang Keberanian sang Nenek Mampu Bikin Ciut Nyali Belanda

Jum'at, 23 Desember 2022 | 10:52 WIB
header img
Anies Ungkap Kisah Heroik sang Nenek saat hadapi Belanda (foto: IG Anies Baswedan)

JAKARTA, iNewsbadung.id - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki kenangan tersendiri terhadap sosok neneknya.  Kenangan terhadap sosok neneknya itu diceritakan kembali oleh Anies saat memperingato Hari Ibu, Kamis 22 Desember kemarin.

Anies menyebut meski seorang wanita, namun sang nenek mampu membuat Belanda ciut nyalinya saat berhadapan dengan neneknya di tahun 1928 silam.

"Setiap Hari Ibu diperingati maka selalu juga teringat pada Nenek. Barkah namanya. Lahir dan besar di Tegal, Jawa Tengah, seorang pegiat pergerakan perempuan sejak pra-kemerdekaan. Beliau adalah salah satu peserta Kongres Perempuan di Jogja, Desember 1928," kata Anies dalam memperingati Hari Ibu dikutip dari Instagram @aniesbaswedan. 

"Menjelang Kongres, beliau berangkat sebagai utusan dari Tegal, bersama para pegiat perempuan lainnya. Mereka sudah siap dengan tiket kereta ke Jogja. Saat tiba di Stasiun Tegal, mereka dihalau dan dilarang naik kereta. Petugas-petugas Belanda saat itu mencegah para perempuan-perempuan utusan untuk bisa berangkat ke Kongres Perempuan itu," ujar Anies. 

Anies menceritakan keberanian neneknya itu tak main-main. Neneknya berani menghadang laju kereta api yang membawa pasukan Belanda saat kereta itu tengah melaju.

"Perempuan-perempuan itu tidak menyerah dan tidak pulang ke rumah. Mereka melawan. Mereka menantang. Setelah berdebat dan tak juga tembus. Tahukah apa yang mereka lakukan? Para perempuan itu menuju ke depan lokomotif kereta yang sudah siap jalan. Mereka semua berbaring di atas rel kereta, berjejer para perempuan itu memaparkan badan," papar Anies.

Dia menyebut nenek bersama kawan-kawan seperjuangannya rela berkorban nyawa untuk bisa memperjuangkan kesetaraan antara pria dan perempuan. Akhirnya, sang nenek berhasil berangkat kongres ke Yogyakarta. 

"Semua itu dituturkan Nenek saat itu dengan penuh semangat. Tiap Hari Ibu diperingati, beliau selalu teringat masa-masa perjuangan itu," ucap Anies.

Dia menyebut sang nenek dikaruniai umur panjang meski harus duduk di kursi roda dan wafat di usia 93 tahun. Menurutnya, sang nenek terlihat punya semangat seperti anak muda meski tubuh sudah tua. 

"Nenek tetap baca koran tiap hari, mengikuti perkembangan dan tetap ajak diskusi siapa pun yang berkunjung hingga menjelang wafat di usia 93 tahun," ujarnya. 

Lebih lanjut, mantan Mendikbud itu memaknai hari ibu tidak hanya untuk mengingat seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan. Melainkan mengingat juga pergerakan kaum perempuan menuju kemerdekaan. 

"Hari Ibu di Indonesia, bukan hanya untuk mengingat 'ibu' yang melahirkan dan membesarkan kita tapi juga mengingat pergerakan kaum perempuan menuju memerdekaan serta kemajuan bangsa," tuturnya.***

Editor : Dian Burhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut