Thoyibi mengungkapkan hasil penelitian PSBPS, bahwa materi pembelajaran Pendidikan Pancasila tidak kontekstual, metode pembelajaran dosen monoton dan capaian pembelajaran belum menyentuh ranah afektif.
Karena itu, melalui pelatihan nasional ini, pengampu Pancasila diharapkan dapat menerapkan pendekatan pedagogis dengan menggunakan metode pembelajaran lebih interaktif, kritis dan reflektif.
“Dengan materi yang kontekstual, peserta didik diharapkan dapat lebih menghayati realitas kemajemukan bangsa Indonesia, sehingga peserta didik mempunyai pandangan kritis, serta dapat mengasah keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi," lanjut Thoyibi di Ruang Seminar Pascasarjana UMS.
Abdillah, salah satu peserta dari Universitas Negeri Semarang, mengaku senang dapat mengikuti pelatihan yang digelar belum lama ini di UMS Surakarta, apalagi sebagai dosen, Abdillah merasa masih kurang pengalaman dalam mengampu Pancasila.
Disebutkan Abdillah, dirinya mendapatkan amanah mengajar Pancasila dalam dua tahun terakhir, padahal tidak berlatar belakang pendidikan Pancasila.
"Saya merasa butuh ilmu lagi dan berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut,” urai Abdillah.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait