Memahami Tri Hita Karana, Falsafah Hidup Bahagia dan Sejahtera yang Banyak Diterapkan di Bali

Asarela Astrid
Memahami Tri Hita Karana, falsafah hidup bahagia dan sejahtera yang banyak diterapkan di Bali. Foto : setda.badungkab.go.id

Mengingat manusia adalah makhluk sosial, maka membutuhkan kerjasama dan bantuan orang lain, sehingga hubungan manusia harus diatur yakni saling asah, saling asih dan saling asuh  atau saling menghargai, saling mengasihi dan saling membimbing. 

Dilansir iNewsbadung.id dari laman resmi Kementrian Agama, I Made Budiastika mengingatkan bahwa hubungan harus harmonis, antara keluarga di rumah, serta harmonis dengan masyarakat. 

Hubungan harmonis dan baik ini akan menciptakan keamanan, kedamaian lahir batin dalam masyarakat, sehingga mampu menciptakan negara yang sejahtera dan tenteram.

Palemahan, atau berasal dari kata lemah (Bahasa Jawa) yang berarti  tanah, dapat juga diartikan sebagai alam atau bhuwana, di mana secara sempit dimaknai sebagai tempat tinggal atau pemukiman. 

Manusia tinggal di lingkungan tertentu, memperoleh keperluan hidup dari lingkungan dan bergantung pada lingkungan, sehinga mau tidak mau harus memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan. 

Terkait lingkungan, I Made Budiastika menambahkan jika manusia wajib menjaga, memelihara lingkungan sehingga tidak rusak dan kotor, dengan cara menjaga keserasian, kerapian dan kelestarian. 

Editor : Asarela Astrid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network