Kajeng Kliwon, Benarkah Identik sebagai Hari Sakral atau Keramat di Bali? Ini Maknanya

Asarela Astrid
Kajeng Kliwon, benarkah identik sebagai hari sakral atau keramat di Bali? Foto : desasangeh.badungkab.go.id

3. Menetralisir 

Hari Kajeng Kliwon dipercaya masyarakat Bali untuk menetralisir suatu penyakit, seperti orang yang menderita sakit menahun antara lain bisul, gondongan, dan koreng yang tidak sembuh. 

Cara menetralisir atau membuang penyakit itu dengan menghaturkan segehan atau blabaran di penataran agung atau di pertigaan agung, dilengkapi banten yang sudah  ditentukan. 

Pelaksanaan untuk menetralisir penyakit, biasanya dipilih saat hari Kajeng Kliwon Pamelestali atau lima hari sebelum piodalan Sang Hyang Haji Saraswati, atau biasa disebut Watugunung Runtuh.

4. Turunnya Bhuta 

Kepercayaan Bali memperingati Kajeng Kliwon sebagai hari di mana para Bhuta turun mencari orang-orang yang tidak melakukan dharma agama, serta  melihat manusia yang melakukan dharma. 

5. Haturkan Segehan Mancawarna 

Saat Kajeng Kliwon perlu memberikan menghaturkan segehan mancawarna, dengan tetabuhan yaitu tuak atau arak berem, sedangkan di bagian atas ambang pintu gerbang harus dihaturkan canang burat wangi, serta canang yasa, yang dipersembahkan untuk Ida Sang Hyang Durgha Dewi. 

6. Tempat Segehan 

Ada tiga tempat berbeda untuk menghaturkan Segehan, pertama di halaman Sanggah atau Mrajan, yaitu depan pelinggih pengaruman, yang diberikan untuk Sang Bhuta Bhucari. 

Editor : Asarela Astrid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network