Akibatnya Yohanes Emde pun berkali-kali harus masuk penjara. Jerih payah Yohanes Emde tidak sia-sia, berkat usahanya pula secara tidak langsung pada tahun 1844 ada 10 orang Jawa menerima Pemandian Kudus, yang terkenal diantaranya adalah Singotaruno (Kiai Yakobus), Ditotaruno (Kiai Abisai), Tosari (Paulus Tosari), dan Kunto (Eliazar).
Sementara Pekabaran Injil di wilayah Prambanan sendiri tidak dapat dilepaskan dari peran Pendeta Ds. H.A. Van Andel yang memperluas wilayah Pekabaran Injil di daerah Klaten. Dalam melakukan misinya, Van Andel dibantu orang-orang Jawa yang telah menerima Injil Kristus dan kemudian dididik secara serius oleh Van Andel untuk menjadi Guru-Guru Injil. Mereka adalah, Stefanus Arun, R.M. Ismangun Martobusono, Eliezer, Yerobeam, Yonatan, dan Martorejo.
Guru Injil Martorejo menangani Pekabaran Injil di Pedan, sedangkan R.M. Ismangun Martobusono di daerah Polan, Juwiring, dan Wonosari. Pada tahun 1920, Ismangun Martobusono mengkhususkan pelayanannya di wilayah Prambanan, yang meliputi daerah Kongklangan, Taji, Drini, Manisrenggo, Remeng, dan Mlipitan.
Semangat keteladan Pekabaran Injil dari R.M.Ismangun Martobusono kiranya pantas menjadi inspirasi dan teladan bagi kita semua, betapa tidak, untuk tujuan mengabarkan berita keselamatan itu, Ismangun harus berjalan kaki diatas jalanan becek dan berbatu dan jaraknya pun amat berjauhan, maka tidak jarang Ismangun harus bermalam dalam menjalankan amanat agung Yesus.
Buah pekerjaan R.M.Ismangun tidaklah sia-sia dan benar-benar indah pada waktunya. Pada tanggal 9 Desember 1923 di pos pelayanan Candi Sewu diadakan pelayanan “baptis suci” atas diri mbok Wongsorejo, Yatinem, dan Marinem. Peristiwa itu pun segera membangkitkan saudara-saudara seiman lainnya untuk mendapatkan tanda baptis suci.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait