Untuk mengintensifkan pendidikan sebagai sarana PI, ditunjuklah Kasim Trofimus sebagai seorang guru Injil, sekaligus pengajar di sekolah tersebut.
Lalu berturut-turut datanglah Siswasukarta, Stefanus Arun, sebagai pengganti Kasim karena sakit, dan Eliezer Mangoensiswa, sebagai pengganti Siswasukarta yang kembali ke Yogyakarta.
Tanggal 1 November 1912 dibuka pula Rumah Sakit Kristen Jebres, dimana berdirinya Rumah Sakit Kristen (sekarang Rumah Sakit dr. Moewardi) ini merupakan buah perjuangan panjang dr. Vogelesang, dan berkat bantuan sebidang tanah dari Sri Mangkunegoro VI, maka pada tahun 1919, berdirilah Rumah Sakit besar dengan 240 tempat tidur dan 2 orang dokter ahli Belanda, yakni dr. K.P. Groot dan dr. D. Verhagen.
Melalui dua strategi PI yakni Sekolah Kristen dan Rumah Sakit Kristen, perkembangan kekristenan maju pesat, karena itu, jemaat di Belanda merasa sudah waktunya bagi Surakarta memiliki pendeta utusan zending sendiri.
Akhirnya, Pdt. Dr. H.A. Van Andel ditabiskan jemaat Amsterdam sebagai utusan zending di Surakarta.
Pdt. Dr. H.A. Van Andel dikenal memiliki strategi PI handal, apalagi Van Andel menjadikan seluruh guru Kristen di Surakarta sebagai guru Injil, serta menggiatkan pengadaan buku-buku Kristen yakni Kitab Suci, nyanyian, dan buku lain yang dijual di sekitar stasiun Jebres, Balapan dan Purwosari, dikenal sebagai colpourteur.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait