Asal Usul Upacara Ngaben, Ritual Kremasi Jenazah Umat Hindu untuk Sucikan Roh

Reza Rizki Saputra
Upacara Ngaben di Bali, Ritual Kremasi Jenazah Umat Hindu untuk Sucikan Roh (Foto: instagram)

Setiap hari dilepas 1 indria hingga hari ke-11. Di hari ke-12 dilakukan upacara penyucian. Mengenai Ekadasa Indriya dapat dibaca pada Manawa Dharma Sastra.

Bentuk dari Upacara Ngaben 

Ngaben Sawa Wedana

Sawa Wedana merupakan upacara ngaben dengan melibatkan jenazah yang masih utuh atau tanpa dikubur terlebih dahulu. Biasanya upacara ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3 -7 hari terhitung dari hari meninggalnya orang tersebut.

Pengecualian biasa terjadi pada upacara dengan skala utama, yang persiapannya bisa berlangsung hingga sebulan. Sementara pihak keluarga mempersiapkan segala sesuatu untuk upacara, maka jenazah akan diletakkan di balai adat yang ada di masing-masing rumah dengan pemberian ramuan tertentu untuk memperlambat pembusukan jenazah.

Saat ini pemberian ramuan sering digantikan dengan penggunaan formalin. Selama jenazah masih ditaruh di balai adat, pihak keluarga masih memperlakukan jenazahnya seperti selayaknya masih hidup, seperti membawakan kopi, memberi makan disamping jenazah, membawakan handuk dan pakaian dan lain sebagainya.  

Hal ini disebabkan sebelum diadakan upacara yang disebut Papegatan maka yang bersangkutan dianggap hanya tidur dan masih berada di lingkungan keluarganya. 
Ngaben Asti Wedana 

Asti Wedana merupakan upacara ngaben yang melibatkan kerangka jenazah yang pernah dikubur. 

Upacara ini disertai dengan upacara ngagah, yaitu upacara menggali kembali kuburan dari orang yang bersangkutan untuk kemudian mengupacarai tulang belulang yang masih tersisa.  

Hal ini dilakukan sesuai tradisi dan aturan desa setempat, misalnya ada upacara tertentu di mana masyarakat desa tidak diperkenankan melaksanakan upacara kematian dan upacara pernikahan maka jenazah akan dikuburkan di kuburan setempat yang disebut dengan upacara Makingsan ring Pertiwi atau Menitipkan di Ibu Pertiwi.

Swasta

Swasta merupakan upacara ngaben tanpa memperlibatkan jenazah maupun kerangka mayat, hal ini biasanya dilakukan karena beberapa hal seperti meninggal di luar negeri atau tempat jauh, jenazah tidak ditemukan dan lain sebagainya.

Pada upacara ini jenazah biasanya disimbolkan dengan kayu cendana (pengawak) yang dilukis dan diisi aksara magis sebagai badan kasar dari atma orang yang bersangkutan.

Ngelungah 

Ngelungah merupakan upacara ngaben untuk anak yang belum tanggal gigi.

Warak Kruron 

Warak Kruron merupakan upacara ngaben untuk bayi. Nah, itu dia pembahasan mengenai upacara Ngaben di Bali. Bagaimana? Pastinya sekarang sudah paham kan?

Editor : Bramantyo

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network