Tidak hanya itu, membatik juga melatih kesabaran, motorik tubuh serta merangsang kreatifitas anak.
Senada dengan Aprilia, Koordinator Tim Batik Laweyan, Widhiarso,
saat mendampingi kegiatan tersebut mengatakan jika kegiatan yang diselenggarakan di halaman sekolah ini bertujuan memperkenalkan budaya batik kepada para siswa, dari proses awal hingga akhir.
Untuk mendapatkan hasil akhir yakni kain batik yang baik, membutuhkan proses panjang, dimulai dari menggambar pola di kain, melukis pola dengan "malam" membilas kain untuk menghilangkan "malam", hingga menjemur.
Dibutuhkan kesabaran, ketekunan dan kreatifitas dalam membatik, bahkan untuk pembatik pemula, sering terkena tetesan "malam" yang panas, seperti dialami Sifra Benetta, murid kelas 4A yang mengalami kena tetesan.
"Kaget ya, saat terkena tetesan "malam", karena rasanya panas, tapi saya tidak menyerah, karena bahagia bisa belajar membatik," ujarnya seusai membatik.
Untuk mendukung kegiatan membatik ini, para murid sudah menyiapkan berbagai peralatan dari rumah, yakni celemek, kuas, kuas, pensil warna, kain lap dan kertas koran.
Editor : Bramantyo