Menurut Mr. Adi, demikian pria berkacamata ini biasa dipanggil, tradisi dan budaya adalah lokalitas yang sangat kuat dipegang, hingga sekolah ini mencapai usia sebad.
Sekolah yang memiliki 20 ekstrakurikuler ini diakui Adi karena kekuatan pondasi yang diberikan untuk siswa-siswi tidak hanya terbentuk dari pengetahuan atau knowledge, tetapi juga nilai hidup, agar lulusannya bisa bertahan hidup ke depannya.
Sementara kegiatan membatik yang digelar Senin (20/3/2023) ini merupakan bukti keseriusan sekolah untuk memperkenalkan batik kepada para siswa, terlebih mengundang guru dari pelaku batik yang berada di sentra batik, yakni Kampung Batik Laweyan.
Selain terkenal di tingkat lokal dan nasional, Kampung Batik Laweyan juga terkenal hingga mancanegara dengan kualitas batik, yang tidak dapat dianggap remeh.
Kehadiran tim Batik Laweyan ini sekaligus menjadi angin segar bagi para siswa untuk menumbuhkan minat melestarikan seni batik.
Diakui M. Aprilia Husadani S.Pd, koordinator kegiatan membatik kelas empat menjelaskan, dipilihnya kegiatan ini untuk memperkenalkan budaya dan kearifan lokal.
Editor : Bramantyo