Penahbisan dipimpin Ds. Martopranopo, pendeta konsulen dari GKJ Pedan, dengan penumpangan tangan atau pemberkatan dilakukan 15 orang Pendeta.
Selama masa tugas Ds. S. Natasoedarna, ada banyak peristiwa-peristiwa penting, yakni peletakan batu pertama pastori Gereja Delanggu (11 Mei 1964), pendewasan Pepanthan Wonosari (17 Oktober 1968), peresmian Gereja Polanharjo (2 Juli 1969), peresmian Gereja Juwiring di Ngerni (25 Desember 1973), dan pendewasaan Pepanthan Ceper (1 Juli 1977).
Sementara peristiwa lain yakni pembentukan komisi-komisi (31 Juli 1977), peletakan batu pertama Gereja Sanggung (19 Desember 1982), peneguhan Majelis Wilayah Daleman (29 November 1998), dan ditetapkannya GKJ Delanggu menjadi Gereja Penghimpun Sidang Klasis Surakarta Barat (30-31 Oktober 1969).
Masa emiritasi atau akhir tugas Ds. S. Natasoedarma sebagai pendeta dilakukan 1 Januari 1992, dan digantikan Pendeta Pramadi Tjahjono, S.Th, yang ditahbiskan 27 Januari 1994.
Pendeta Pramadi Tjahjono pun berhasil memperoleh gelar Magister Theologia (M.Th) dari UKDW, Yogyakarta.
Hingga saat ini, GKJ Delanggu memiliki ribuan warga jemaa, tersebar di berbagai wilayah Delanggu, serta menjadi bukti jejak kekristenan di bumi Delanggu dan Klaten Timur yang terus mengakar dan bertambah kuat.
Semoga tulisan sejarah Gereja Kristen Jawa(GKJ) Delanggu, jejak kekristenan di Klaten Timur ikut mewarnai dan menjadi saksi perjalanan bangsa ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, terutama yang sedang belajar sejarah perkembangan gereja-gereja di tanah air.
Nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id, serta silahkan share tulisan ini, agar semakin banyak pembaca yang mengenalnya. ***
Editor : Bramantyo