get app
inews
Aa Text
Read Next : Kandang Bubrah Pesugihan Mengerikan yang Mengharuskan Pelaku Merenovasi Rumah hingga Akhir Hayat

Ngeri.! Ini Resiko Menanam Tumbal untuk Tanah ataupun Bangunan

Minggu, 02 Oktober 2022 | 00:50 WIB
header img
Ini Resiko Menanam Tumbal untuk Tanah ataupun Bangunan (Foto: iNewskaranganyar.id)

Sebab tumbal dalam pengertian ini adalah sesuatu yang sengaja ‘dikorbankan’ untuk ditempatkan di suatu tempat, agar bisa memberi pengaruh tertentu pada tempat tersebut.  Dan pusaka jenis tertentu memang menjadi benda paling umum untuk dijadikan tumbal. 

Ini karena sebuah pusaka diyakini menyimpan sebuah kekuatan atau energy tertentu yang bisa dimanfaatkan untuk menetralisir paparan energy negatif yang ada di alam. 

Dengan begitu saat pusaka itu dipasang pada sebuah bangunan atau sebidang tanah, maka bangunan atau tanah tersebut akan terbebas dari gangguan, baik dari mahluk yang kasat mata atau tidak kasat mata.

Namun demikian, sebagaimana umumnya sebuah pusaka dengan kekuatan tertentu, sebuah tumbal yang dipasang juga membutuhkan perawatan.  Sebab bila tidak dirawat, bukan tidak mungkin kekuatan yang sebelumnya membantu pemasangnya, justru akan berbalik menyerang pemilik tumbal itu.

Spiritualis asal Magetan, Ki Lawu Maospati menyebutkan bahwa tumbal-tumbal tertentu terutama yang memanfaatkan energi jin memang berpotensi menjadi boomerang bagi pemiliknya. Ini terutama bila si pemilik atau pemasang tumbal kemudian meninggal, dan tidak sempat memberitahu cara merawat tumbal tersebut pada orang yang ditinggalkannya. 

Sehingga kemudian terjadi salah perawatan yang akhirnya membuat energy dari tumbal tersebut berubah menjadi negatif dan merugikan orang yang mendiami bangunan tempat tumbal itu terpasang.

“Pada dasarnya ada tiga jenis tumbal yang dipasang pada rumah atau tanah. Ada yang cuma berupa doa yang biasanya diwujudkan dalam bentuk rajah, tapi ada juga yang berbentuk benda yang memiliki kekuatan gaib, seperti pusaka, kayu pengukur makam atau yang lainnya. Dan bentuk tumbal yang lain berupa bagian tubuh mahluk hidup, seperti kepala kerbau, kambing atau yang lainnya,” ujar Ki Lawu.

Tumbal berupa doa menurut Ki Lawu relative lebih aman, meski kekuatannya juga tidak terlalu besar. Karena itulah, umumnya orang lebih banyak memiliki memasang tumbal yang berupa benda pusaka atau bagian tubuh binatang. 

Sebab tumbal dari jenis ini kekuatannya dipandang lebih instan dan bisa langsung dirasakan. 

“Tumbal potongan bagian tubuh binatang biasanya terkait dengan perjanjian gaib antara si pemasang tumbal dengan mahluk penguasa suatu tempat. Karena itulah, tumbal dari jenis tubuh binatang biasanya akan diberikan terus menerus dalam kurun waktu tertentu, untuk menjaga stabilitas energy yang ada di suatu tempat,” terang Ki Lawu.

Tumbal berupa potongan bagian tubuh binatang menurut Ki Lawu terbilang jenis tumbal yang mudah dilakukan. Sebab pemilik bangunan atau tanah tinggal mengubur bagian kepala atau darah dari binatang tersebut dalam rentang waktu tertentu. 

Namun jenis tumbal yang satu ini resikonya juga sangat besar. Sebab bila si pemilik kemudian lupa untuk menanam bagian tubuh binatang itu, maka resikonya si pemilik bisa jadi korban kekuatan gaib yang menguasai tanah atau bangunan yang ditempatinya.

Hal inilah yang kerap dialami oleh para pemilik tanah atau bangunan yang tidak mengetahui sejarah dari tanah atau bangunan yang dibelinya.  Apalagi biasanya si pemilik bangunan yang lama seringkali tidak pernah menceritakan kalau bangunan miliknya terpasang tumbal.

Dengan ketidaktahuan sejarah inilah, maka banyak orang yang kerap tidak tahu apa yang harus dilakukan, untuk mengendalikan kekuatan energy yang bersemayam di tanah atau bangunan yang baru dibelinya.  Akibatnya berbagai gangguan kerap dialaminya, sehingga membuat kehidupannya tidak bisa tenang.

“Gangguan yang muncul bisa macam-macam. Ada yang akibatnya memunculkan konflik, sehingga siapa saja yang tinggal di rumah itu akan selalu bertengkar. Tapi ada pula yang akibatnya adalah meminta korban jiwa, baik itu pembunuhan atau bunuh diri. Hal ini tergantung dengan kekuatan gaib yang menguasai tempat tersebut,” ujar Ki Lawu.

Keris dengan khadam Buto Ijo disebut-sebut Ki Lawu sebagai tumbal yang kerap meminta korban jiwa bila salah dalam perawatannya. Sebab Buto Ijo adalah jenis mahluk yang membutuhkan makanan berupa darah untuk kelangsungan hidupnya.

Sehingga setiap saat dia harus diberi makan darah, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk penanaman darah atau potongan bagian tubuh binatang.  Dan bila kemudian pada saat-saat tertentu tidak diberi sesaji, maka sang buto ijo akan memangsa si pemilik bangunan.

Namun demikian keberadaan mahluk Buto Ijo yang menjaga sebuah bangunan, secara umum bisa memberi perlindungan maksimal pada bangunan itu.  Sebab hampir tidak ada kekuatan gaib lain yang mampu menandingi kekuatan sang Buto Ijo. Sehingga bila ada orang yang akan berniat jahat pada pemilik bangunan, bisa dipastikan bahwa niat itu tidak akan bisa kesampaian. 

Karena itulah tumbal seperti ini biasanya dipasang di tempat-tempat usaha seperti pabrik, toko ataupun sawah.***

Editor : Bramantyo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut