Ditambahkan Sapto Priyadi, paparan yang terus-menerus ini menunjukkan bahwa meskipun BPA telah dihilangkan dengan cepat, tubuh terus terpapar zat-zat baru, sehingga menciptakan keadaan paparan kronis yang dapat menimbulkan efek kesehatan seiring berjalannya waktu.
BPA, disebut Sapto tersedia secara hayati, di mana bisa memasuki aliran darah dengan cepat setelah terpapar, terutama melalui jalur oral, serta mempengaruhi berbagai sistem tubuh, untuk waktu singkat.
Penelitian pada hewan dan beberapa penelitian pada manusia sudah menghubungkan paparan BPA dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk perkembangan dan reproduksi pada anak-anak, obesitas, diabetes dan penyakit kardiovaskular.
BPA bisa meningkatkan penyimpanan lemak dalam tubuh dan mengganggu regulasi hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme energi, sehingga menyebabkan obesitas.
Lebih parahnya, BPA mampu meningkatkan produksi spesies oksigen reaktif (ROS) yang menyebabkan stres oksidatif dalam sel.
Dikatakan Sapto Priyadi, stres oksidatif didefinisikan sebagai kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara produksi spesies oksigen reaktif (ROS) atau radikal bebas dan kemampuan tubuh menetralkan dengan antioksidan (endogen maupun eksogen).
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait