Hal ini sebagai wujud strategi menarik simpati masyarakat yang kebanyakan saat itu menganggap sapi sebagai makhluk yang suci dan dihormati.
Ternyata strategi dakwah yang dilakukan Sunan Kudus ini berhasil dengan gemilang, sehingga dalam waktu yang tidak lama Islam dapat diterima dan dianut sebagian besar masyarakat Kudus.
Dan sikap Sunan Kudus yang melarang jamaahnya agar tidak menyembelih sapi pada saat Hari Raya Idul Adha masih tetap dipertahankan hingga sekarang oleh warga Kudus, dengan demikian Sunan Kudus lebih mengedepankan toleransi dan harmoni.
Strategi dakwah Sunan Kudus berikutnya adalah mengubah tembang dan cerita ketauhidan, apalagi Sunan Kudus dikenal sebagai penyair dan pengubah cerita rakyat yang bervisi ketauhidan.
Buah karyanya adalah lagu gending Maskumambang dan Mijil, bahkan dalam banyak hal Sunan Kudus mencoba mewarnai gending atau cerita-cerita tertentu yang semula kering dari nilai Islam, diisi semangat ketauhidan.
Kebiasan berdakwah yang unik lain dari Sunan Kudus adalah mengadakan acara “bedhug dhandang”, yaitu kegiatan menunggu datangnya bulan suci Ramadhan.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait