3. Sejarah Perjalanan Suci
Pura Gunung Payung ini berkaitan erat dengan sejarah perjalanan suci dari Danghyang Nirartha atau Danghyang Dwijendra, yang datang dari tanah Jawa setelah perang saudara atau perang Paregreg melanda Kerajaan Majapahit.
4. Menuju Pegunungan
Runtuhnya Kerajaan Majapahit telah membuat para penganut Hindu yang tidak mau masuk Islam pindah menuju pegunungan yakni Bromo, Semeru, Blambangan, Kelud hingga Pasuruan, dimana sampai sekarang, kawasan ini menjadi basis pemeluk Hindu di Pulau Jawa.
5. Bangsawan dan Rakyat ke Bali
Sementara pengikut lain, bangsawan, serta rohaniawan Hindu seperti Danghyang Nirartha, berlari ke Bali, dimana kedatangannya diperkirakan setelah kerajaan Bali kuno, pada zaman Raja Waturenggong yang memerintah Kerajaan Gelgel.
6. Tujuan Pertama
Tujuan pertama adalah wilayah Jembrana atau Bali Barat, karena paling dekat Pulau Jawa.
7. Tempat Suci
Beberapa tempat suci dibangun berhubungan dengan perjalanan spiritual Danghyang Nirartha, yakni Melanting, Pura Rambut Siwi, Er Jeruk Petitenget, Pulaki, Uluwatu, Purancak, Goa Lawah, Ponjok Batu, Kaprusan, Pura Gunung Payung.
8. Aura Spiritual
Pura ini berada di tepi jurang atau pinggir tebing, sehingga memiliki aura spiritual dan cocok untuk tempat beristirahat, serta melakukan pendekatan rohani dengan Pencipta.
9. Tanggapan Masyarakat
Kehadiran Danghyang Nirartha di Desa Kutuh membuat masyarakat merasa senang, lantaran kedatangan seorang Maharesi, sehingga warga berbondong-bondong mengaturkan sembah, mohon tuntunan dan pencerahan agama.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait