Mereka berasal dari beragam latar belakang berbeda, seperti Nakes, kantong-kantong komunitas mahasiswa muslim, remaja masjid bahkan ada yang dalam keseharian berprofesi sebagai penjual bakso dan mie ayam keliling.
Meskipjn sifatnya sukarela namun para sukarelawan terlebih dahulu harus melewati tes wawancara kecakapan dan kepatutan dari pengurus masjid.
Bayu menambahkan, sukarelawan berkoordinasi secara mandiri terkait penempatan pos-pos yang akan ditempati untuk melayani jamaah, namun atas sepengetahuan dan persetujuan pengurus masjid.
"Yang jelas keberadaan kami disini adalah untuk melayani, memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan bagi umat muslim yang ngin beribadah sehingga masyarakat semakin senang bersemangat melangkahkan kaki beribadah dan memakmurkan rumah Allah ini", tambah Bayu.
Ditanya terkait keberlangsungan para sukarelawan, selepas berakhirnya bulan ramadhan Bayu tidak bisa banyak berkomentar, dia hanya menandaskan nantinya kebutuhan tenaga sukarelawan dikembalikan pada kebijakan pengurus masjid.
"Pada intinya kita akan tetap selalu siap sedia melayani dan memberikan jaminan kenyamanan bagi para jamaah yang ingin beribadah kapanpun dibutuhkan", jelas Bayu.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait