Pernikahan beda keyakinan dua wangsa ini amat besar pengaruhnya pada masa Jawa Kuno, terbukti sukses melahirkan karya-karya monumental bangunan pemujaan yang terbilang unik, sarat pesan toleransi di dalamnya.
Salah satu bukti bangunan monumental yang menyiratkan semangat toleransi pada masa Jawa kuno itu adalah Candi Plaosan.
Komplek Candi Plaosan adalah bangunan pemujaan bernafaskan Buddha, terbukti adanya kemuncak stupa, arca Buddha, serta candi-candi perwara (pendamping) berbentuk stupa.
Namun yang elok, kompleks percandian nan megah ini dibangun Ratu Pramudhawardani yang beragama Buddha, dibantu sepenuhnya oleh Raja Rakai Pikatan yang berkeyakinan Hindu.
Komplek percandian Buddha yang dibangun pada abad ke-9 oleh Pramudhawardani dan Raja Rakai Pikatan ini dibangun dengan semangat toleransi dan romantisme yang menakjubkan kepada permaisurinya Pramudhawardani (Sri Kahulunan), yang tetap memegang teguh agama leluhurnya dari wangsa Sailendra yang beragama Buddha.
Kompleks Candi Plaosan, yang terdiri atas candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul pada masa lalu dikelilingi parit berbentuk persegi panjang.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait