15. Digunakan Pemuka Agama
Sementara kain sarita biasa digunakan parengnge' atau pemuka adat dan patungan bia' atau tomina, yang berarti pemuka agama.
16. Sakral
Bagi masyarakat Toraja, kain sarita sangat sakral, karena digunakan sebagai hiasan dalam upacara rambu solo', atau upacara kematian.
17. Keturunan Bangsawan
Kain sarita hanya boleh dikenakan keturunan bangsawan, dimana acara syukuran hanya diadakan di rumah Tongkonan.
18. Menolak Roh Jahat
Kain sarita juga dipercaya masyarakat Toraja dapat menolak roh jahat,karena itu kain sarita sering digunakan sebagai penghubung antara manusia dengan nenek moyang.
19. Tidak Hanya untuk Manusia
Kain Sarita tidak hanya dikenakan manusia, namun juga hewan dan benda utama dalam upacara, dimana kain ini biasanya dilingkarkan ke leher kerbau atau babi yang hendak disembelih.
20. Hiasan
Penggunaan kain sarita juga dapat menjadi hiasan penari, dipasang di ujung lakkean (pondok tempat orang meninggal), dipasang di tiang rumah Tongkonan, serta menjadi hiasan peti mati.
21. Lambang Strata Sosial
Motif Kain Sarita melambangkan strata sosial pemilik kain, dimana umumnya, bermotif babi, ayam, kerbau, ukiran matahari, serta tau-tau atau patung kayu, sebagai bentuk personifikasi orang yang telah meninggal. ***
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait