Balai Yasa Yogyakarta yang berdiri di tengah kota membuat para masinis harus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Pasalnya, kondisi ini sangat berbeda dengan tahun 1910-an ketika bengkel lokomotif ini didirikan. Untuk itu, kerta api yang ingin menuju ke Balai Yasa Yogyakarta harus melintas dengan kecepatan yang sangat rendah, yaitu di bawah 5 km/jam.
Ini dilakukan agar rangkaian kereta bisa berhenti secara mendadak jika terjadi hal yang diluar dugaan. Adanya jalur ini, membuat orang-orang teringat dengan kereta yang melintasi sebuah pasar Maeklong di Thailand, Hanoy Railway Street di Vietnam.
Bedanya, rel yang ada di jalan Mutiara menuju ke Balai Yasa bukanlah jalur utama kereta api.
Bahkan beberapa waktu lalu sempat viral, di mana ada warga yang menggelar pesta pernikahan dengan mendirikan pelaminan tepat di atas rel. Saat itu, ada kereta yang ingin melintas tapi terpaksa berhenti.***
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait