YOGYAKARTA, iNewsbadung.id - Heboh unggahan video adanya kereta api melintas di depan rumah warga yang dibagikan di media sosial dalam sekajap menjadi viral.
Dalam unggahan tersebut terlihat jelas jarak antara kereta yang melintas dengan rumah warga, begitu dekat. Tak ada jarak dan pembatas antara perlintasan kereta dan rumah warga.
Diketahui bahwa kereta api yang melintas di depan rumah warga tersebut berada di jalan Mutiara.
Tepatnya, berada di Kampung Pengok, Kalurahan Demangan, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta atau berdekatan dengan Stasiun Lempuyangan.
“Masih di Jogja, ada jalur kereta api yang melewati gang-gang perumahan, bahkan melewati halaman rumah warga dengan jarak hanya satu meter dari pintu rumah,” tulis akun Instagram @jogjaku dalam keterangan video unggahannya.
Dituturkan bahwa kereta api yang melintas hanya berjarak satu meter dari pintu rumah warga.
Namun, jika diperhatikan secara saksama dari video yang diunggah, jaraknya hanya berkisar beberapa centimeter saja dari pagar rumah warga. Otomatis unggahan video ini pun menarik respons netizen dengan berbagai komentar.
“Duh yang punya bocil pasti emak bapaknya melarang maen depan rumah. Takut soalnya,” tulis akun @tina.suhan. “Ini beneran?” tanya akun @exelprastika.
“Awalnya tak pikIr editan, ternyata setelah baca komentar, asli mau ke bengkel,” tulis akun @hachidonuts.
Ada sekitar 30 rumah warga di sekitar jalan mutiara yang dilewati oleh kereta api, baik yang jalur rel berada di depan rumah warga maupun di belakang rumah warga. Sedangkan panjang rel yang melintasi rumah warga sekitar 100 meter.
Berdasarkan informasi yang digali dari berbagai sumber, ternyata rel tersebut sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Jalur tersebut digunakan untuk langsiran kereta api yang ingin melakukan perawatan di Balai Yasa Yogyakarta.
Jalur yang viral di media sosial adalah jalur timur arah masuk ke Balai Yasa, yang mana menjadi satu-satunya jalur yang aktif. Jalur barat arah masuk ke Balai Yasa sudah tidak aktifkan lagi sejak flyover Lempuyangan berdiri.
Balai Yasa Yogyakarta yang berdiri di tengah kota membuat para masinis harus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Pasalnya, kondisi ini sangat berbeda dengan tahun 1910-an ketika bengkel lokomotif ini didirikan. Untuk itu, kerta api yang ingin menuju ke Balai Yasa Yogyakarta harus melintas dengan kecepatan yang sangat rendah, yaitu di bawah 5 km/jam.
Ini dilakukan agar rangkaian kereta bisa berhenti secara mendadak jika terjadi hal yang diluar dugaan. Adanya jalur ini, membuat orang-orang teringat dengan kereta yang melintasi sebuah pasar Maeklong di Thailand, Hanoy Railway Street di Vietnam.
Bedanya, rel yang ada di jalan Mutiara menuju ke Balai Yasa bukanlah jalur utama kereta api.
Bahkan beberapa waktu lalu sempat viral, di mana ada warga yang menggelar pesta pernikahan dengan mendirikan pelaminan tepat di atas rel. Saat itu, ada kereta yang ingin melintas tapi terpaksa berhenti.***
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait