BANGLI, iNewsbadung.id - Siapa yang tak tahu dengan Desa Panlipuran yang masuk kedalam Kabupaten Bangli, Bali. Pasti semua yang berkunjung ke Pulau Dewa, pasti sudah tak asing lagi dengan Desa Panglipuran. Meski hanya sebuah Desa, namun Desa Panglipuran ini sudah sangat di kenal di seantero Dunia.
Saat pertama menginjakan kaki di pintu masuk Desa Panglipuran, suasana perkampungan di Bali yang sangat kental. Selain ornamen Bali, pepohonan dan rumput terlihat hijau asri dan bersih.
Bahkan, warga di sini mengutamakan budaya lokal, yaitu masih mengenakan busana khas Bali. Perkampungan tersebut adalah Desa Penglipuran. Berada di desa ini akan membuat siapa saja betah untuk berlama-lama.
Penasaran ingin tahu apa saja keunikan dari Desa Penglipuran di Bali? Berikut ulasannya dirangkum pada Kamis (12/1/2023).
Kampung Unik di Bali Pesona magis Pulau Bali menawarkan berbagai keindahan yang selalu membuat decak kagum. Keindahan Bali merepresentasikan surga dunia yang membuat semua orang menjadikan tempat ini sebagai pulau impian untuk berlibur atau menetap.
Sebagai pulau yang indah dan kaya akan budaya yang masih kental di era modernitas saat ini, tentunya hal tersebut tak luput dari usaha warga lokal.
Salah satunya yang tak luput menjadi kebanggan masyarakat Bali, adalah Desa Penglipuran yang dijuluki sebagai desa terbersih di dunia. Desa Penglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli.
Berkat kebersihan dan kerapiannya, desa ini berhasil menyabet penghargaan Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award), pada 2017. Dan yang terbaru desa wisata adat satu ini masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.
Dilarang membawa kendaraan
Benar saja, hal ini bisa terlihat Ketika Anda berkunjung ke desa ini. Mulai dari pintu masuk gerbang desa, Anda akan disambut pemandangan hijau dari tumbuh-tumbuhan yang ditanam di sekitar pekarangan rumah warga Desa Penglipuran.
Untuk jalan berkeliling desa, para pengunjung dilarang menggunakan kendaraan beroda dua maupun empat dan hanya bisa berjalan kaki.
Kendaraan para pengunjung bisa di parkir di tempat yang telah disediakan oleh pengelola desa wisata ini, dan berjalan untuk mengelilingi desa. Tak heran jika memasuki desa tersebut suasananya sangat sejuk dan asri, dan yang lebih menariknya lagi di desa ini telah disediakan tempat sampah setiap 30 meter. Dengan demikian tak ada lagi alasan untuk membuang sampah secara sembarangan.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait