Begitu si korban sudah berhasil dijerat, maka skenario berikutnya mulai dijalankan. Sang dukun biasanya akan menyuruh korban untuk menjalankan ritual khusus dengan syarat-syarat tertentu yang terbilang berat. Salah satunya biasanya adalah menunggui kotak dalam sebuah ruangan khusus selama semalam suntuk dan tidak boleh ngantuk apalagi tertidur.
Syarat ini menjadi begitu berat, karena ruangan itu biasanya telah disetting sedemikian rupa, sehingga saat korban menjalani ritual yang dimaksud, pasti akan gagal. Dan karena inti dari kegagalan itu pada datangnya rasa kantuk, maka biasanya dalam ruangan itu telah didesain secara khusus, agar siapapun yang masuk ke dalamnya pasti akan ngantuk.
Bentuk settingan yang dilakukan antara lain adalah menutup ventilasi udara, sehingga pasokan oksigen minim yang membuat si korban akan mengalami kelelahan dan ngantuk. Pencahayaan pun diatur dengan memberikan penerangan yang sangat minim, sehingga membuat si korban akan cenderung ngantuk.
Dan yang paling utama adalah pemberian minuman yang telah diberi obat tidur dalam dosis rendah. Agar si korban tidak curiga. Gabungan dari ketiga hal tersebut tentu akan membuat si korban tidak akan mampu menahan rasa kantuk yang menyerang, hingga akhirnya tertidur saat menjalankan ritual. Padahal biasanya sebelum prosesi ritual dilakukan, si korban biasanya disodori surat pernyataan bermaterei terkait perjanjian yang dibuat antara sang dukun dnegan si korban.
“Dalam perjanjian itu ditulis bahwa bila si korban gagal dalam menjalankan ritual, maka seluruh uang yang dipakai untuk ritual akan menjadi milik sang dukun,
" Woww....
Dan karena si korban tidak pernah menyadari telah dijebak dan merasa mampu menjalankan seluruh ritual yang ada, maka biasanya dia dengan antusias menandatangani surat itu. Untuk menguatkan bukti kegagalan itu, biasanya sang dukun telah menyiapkan kamera untuk merekam segala yang terjadi saat si korban ritual.
Dari situ bisa terlihat kalau si korban memang benar-benar kalah karena tertidur. Dan dia tidak akan bisa mengelak,” ungkap paranormal yang juga dikenal sebagai pelukis ini.
Ki Gede Solo juga menambahkan ada juga modus lain yang secara teknis tidak menggunakan rekayasa apapun. Tapi di dalamnya akan diwarnai dengan bentuk-bentuk sandiwara yang membuat hati dan pikiran korban menjadi bingung.
Untuk modus yang satu ini biasanya sang dukun akan mensyaratkan sesuatu yang relatif cukup berat dan sulit.Sulit di sini sebenarnya bukan sulit dalam arti yang sesungguhnya, namun lebih pada makna kata yang tidak jelas. Artinya sang dukun tidak pernah memberikan batasan yang pasti tentang ciri-ciri dari syarat yang diperlukan dalam ritual.
Sehingga rentan terjadi kesalahan dalam menafsirkan perintah, yang kemudian diklaim sang dukun sebagai kesalahan dalam penyediaan syarat. Dan ujung-ujungnya adalah kegagalan dalam ritual.
Nah, untuk mengantisipasi komplain dari si korban, sang dukun biasanya telah menyiapkan sebuah tim khusus yang berasal dari anak buahnya. Tim inilah yang akan berusaha membuat si korban batal melakukan komplain ataupun penuntutan terhadap sang dukun.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait