Puncak pegunungan Menoreh jika dilihat dari Candi Borobudur, bentuknya menyerupai seseorang yang sedang tidur terlentang di atas pegunungan.
Dalam cerita legenda, seseorang yang sedang tidur di atas pegunungan Menoreh itu adalah sang Gunadharma, yang dalam cerita legenda dipercaya sebagai arsitek yang menciptakan bentuk Candi Borobudur.
Sementara tidak jauh dari Candi Borobudur mengalir dua sungai besar, yaitu Kali Progo dan Kali Elo. Kedua sungai besar itu mengalir hampir sejajar dari utara ke selatan dan tertahan oleh lereng-lereng pegunungan Menoreh, kemudian menjadi satu dan mengalir ke Laut Selatan sebagai Kali Progo.
Dari sungai-sungai itulah diperoleh batu-batu sebagai bahan utama pembuatan candi Borobudur yang masih tegak hingga sekarang.
Fakta mengagumkan ketiga, Candi Borobudur yang berdiri dengan sangat megah seperti yang dapat kita lihat sekarang ini, dibangun dengan mengunakan material batu andesit tidak kurang dari 55.000 meter kubik, terdiri atas 2.000.000 (dua juta) potong batu.
Masing-masing potong batu berukuran rata-rata panjang 25 centimeter, lebar 10 centimeter dan tebal 15 centimeter.
Fakta mengagumkan keempat, Candi Borobudur dibangun sekitar 60 tahun lamanya oleh Raja Samaratunggga (Wangsa Sailendra), dan bukan dalam waktu semalam oleh Nabi Sulaiman AS.
Berdasarkan tulisan pendek di batu Candi Barabudhur, para ahli arkeologi berpendapat bahwa Candi Borobudur mulai dibangun tahun 780 M, dan baru selesai sekitar tahun 830 M.
Candi Borobudur dibangun melibatkan organisasi pekerja yang kompleks. Mereka yang terlibat dalam pembangunan candi ini adalah Yajamana (Raja) yang memerintahkan dilaksanakannya pembangunan suci. Kemudian melibatkan pula Sthapaka (arsitek pendeta) yang merencanakan pembangunan, juga Sthapati (arsitek konstruksi), Takshaka (ahli pahat) dan Vardhakin (pekerja).
Fakta mengagumkan kelima, Candi Borobudur disusun tanpa menggunakan perekat (dry masonry technic). Sistem yang digunakan adalah Sistem Kuncian antar batu (interlocking system). Ada 4 sistem kuncian batuan candi, yaitu sambungan ekor burung, jenis takikan, jenis alur dan lidah dan terakhir jenis purus.
Editor : Asarela Astrid