Sedangkan pengajaran kelima adalah, heneng hening henung atau dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan, dalam keadaan hening kita akan mencapai cita-cita luhur.
Pengajaran keenam yaitu mulya guna panca wektu, berarti sesuatu kebahagiaan lahir batin dapat dicapai dengan sholat lima waktu.
Pengajaran ketujuh adalah menehana teken marang wong wuta, menehana mangan marang wong kang luwe, menehana busana marang wong kang wuda, menehana ngeyup mrang wong kang kodanan, bermakna berilah ilmu agar orang menjadi pandai, sejahterakan kehidupan masyarakat miskin, ajarilah kesusilaan pada orang yang tak punya malu, dan berilah perlindungan pada yang menderita.
Dalam pengajarannya, Sunan Drajat memperkenalkan konsep dakwah bil-hikmah dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa.
Tidak hanya itu, Sunan Drajat juga menempuh lima cara, yaitu lewat pengajian secara langsung di masjid, melalui pesantren.
Cara ketiga yakni memberi petuah dalam menyelesaikan masalah di masyarakat, keempat melalui kesenian tembang Pangkur diiringi gamelan, serta kelima, melalui ritual adat tradisional yang tidak bertentangan ajaran Islam.
Editor : Bramantyo