BADUNG, iNewsbadung.id - Pura Pasek Tohjiwa, jejak perkembangan Hindu di tangan pimpinan sakti ini menyimpan kisah yang perlu dibagikan.
Sebagai salah satu bangunan penting dalam masyarakat Hindu di Bali, Pura Pasek Tohjiwa yang terletak di Gang Danau Beratan, Banjar Delod Yeh, Desa Kekeran, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Bali ini memiliki kaitan sejarah dengan Kerajaan Mengwi.
Terkait kisah sejarah yang tersimpan dalam pura yang telah dilakukan renovasi beberapa tahun lalu, inilah catatan iNewsbadung.id, dirangkum dari laman resmi Desa Kekeran, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Inilah tulisan tentang Pura Pasek Tohjiwa, jejak perkembangan Hindu di tangan pimpinan sakti, semoga bermanfaat.
Menurut salah satu tokoh masyarakat di Banjar Delod Yeh, I Wayan Tantra, sejarah Pura Pasek Tohjiwa berkaitan erat dengan Ki Pasek Badak.
2. Raja Mengwi
Dikisahkan juga, saat itu Raja Mengwi ingin memperluas wilayah kekuasaan sampai arah selatan Desa Buduk, Cemagi, Tumbak Bayuh, Munggu, sampai tepi Segara Seseh.
3. Pemimpin Sakti
Keinginan Raja Mengwi terhadang pemimpin sakti di Desa Buduk, yakni
Pangeran Tohjiwa, atau biasa dijuluki Ki Pasek Badak, yang memiliki kekuatan sangat besar seperti badak.
3. Jamuan Makan
Setelah melalui perundingan, Raja Mengwi mengundang Ki Pasek Badak untuk jamuan makan di Kerajaan Mengwi.
4. Sampaikan Keinginan
Sesudah menikmati jamuan makan, Raja Mengwi menyampaikan keinginannya untuk memiliki daerah selatan.
5. Jawaban Ki Pasek Badak
Ki Pasek Badak terkejut mendengar permintaan Raja Mengwi, namun ia tidak akan memberikan sejengkal pun wilayah kekuasaanya.
6. Pertempuran
Karena permintaan Raja Mengwi ditolak, pertempuran pun tidak dapat dihindari, namun Raja Mengwi kalah dan bertapa ke Utara, yaitu Puncak Mangu.
7. Anugerah Para Dewata
Dalam pertapaannya, Raja Mengwi mendapatkan anugerah sebuah senjata dari para Dewata.
8. Menantang Ki Pasek Badak
Sepulang dari bertapa, Raja Mengwi menantang Ki Pasek Badak, dengan taruhan wilayah selatan.
9. Terima Tantangan
Tantangan pun diterima Ki Pasek Badak, dan di detil terakhir, Raja Mengwi menggunakan senjata aneugerah para Dewata.
10. Akui Kekalahan
Ki Pasek Badak akhirnya mengakui kekalahan, dan akan menyerahkan wilayah kekuasan kepada Raja Mengwi, namun ada syarat yang harus dipenuhi, yakni ada anggota kerajaan yang akan menyembahnya nanti.
11. Pengikut Melarikan Diri
Setelah permintaannya disanggupi Raja Mengwi, Ki Pasek Badak gugur hingga beritanya diketahui para pengikutnya, sehingga para pengikut takut dan melarikan diri sampai di Kekeran, tepatnya Banjar Delod Yeh.
12. Lanjutkan Perjuangan
Para pengikut Ki Pasek Badak atau disebut Terehan Pasek Tohjiwa, serta menjadi cikal bakal berdirinya Pura Pasek Tohjiwa di Banjar Delod Yeh.
Sementara Pura Pasek Tohjiwa memiliki dua bagian yakni Utama Mandala, dimana terdapat beberapa pelinggih serta bangunan suci lain sebagai linggih atau tempat para Dewa.
Bagian kedua adalah Madya Mandala, dimana di bagian ini ada dua bangunan yakni bale kulkul di selatan dan bale gong di utara yang biasa digunakan untuk pujawali atau piodalan.
Meskipun pura ini tidak terlalu besar, namun kondisinya sangat bersih, terjaga, dan dilestarikan masyarakat Delod Yeh.
Kisah Pasek Tohjiwa sering diangkat generasi muda di Banjar Delod Yeh dalam pementasan, seperti di Baleganjur saat Pembukaan Porsenides Desa Kekeran.
Semoga tulisan Pura Pasek Tohjiwa, jejak perkembangan Hindu di tangan pimpinan sakti, ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id dan jangan lupa untuk share tulisan ini agar banyak orang mengenal tentang Badung, Bali. ***
Editor : Bramantyo