Sebab, meski badannya kecil, namun keempatnya bisa memikul batang kayu jati yang ukurannya sangat besar.
Padahal beberapa pengikut Sunan Kalijaga yang memiliki kesaktian tinggipun tidak mampu mengangkatnya, apalagi memikulnya untuk dibawa ke Demak.
Sesampainya di tepi sebuah sungai besar Sunan Kalijaga berpikir bahwa dia tidak mungkin membawa monyet-monyet itu ikut serta ke Demak. Apalagi sambil menunjukkan kekuatannya yang luar biasa.
Karena itu dia kemudian menyuruh monyet-monyet itu untuk menghanyutkan kayu itu di sungai yang arusnya memang mengarah ke Demak.
Selanjutnya dia berterima kasih sambil berpesan agar monyet-monyet itu menjaga kawasan Gua Kreo. Tak hanya itu, Sunan Kalijaga juga berjanji bahwa suatu saat akan datng kembali ke goa itu untuk mengajarkan ilmunya pada binatang tersebut.
Kini sebagai peringatan atas peristiwa itu warga di sekitar Goa Kreo selalu menggelar ritual tradisi sesaji Rewanda.
Yang mana dalam tradisi ini berbagai bentuk sesaji yang berupa makanan dibawa ke depan pelataran goa untuk didoai dan kemudian dibiarkan menjadi santapan kawanan monyet yang hidup di sana.
Ada peristiwa menarik yang biasanya terjadi saat prosesi ritual ini, yaitu kemunculan empat jenis monyet dengan warna yang berbeda yang diduga sebagai murid Sunan Kalijaga.
Empat jenis monyet ini meski sama-sama tinggal di kawasan Hutan Kreo, tapi mereka telah terbagi dalam wilayah tersendiri. Sehingga antara satu dengan yang lainnya tidak sampai bertikai.
Hanya saja seolah mengadakan sebuah reuni, tiap kali digelar tradisi Rewanda keempatnya akan muncul.
Editor : Bramantyo