get app
inews
Aa
Read Next : Kirim Rokaya TKW asal Indramayu Secara Ilegal, Sponsor Nakal Berhasil Dibelul Polres Indramayu

Melihat Dari Dekat Suku Dayak Hindu-Budha Indramayu, Terasing di Tempat yang Asing

Kamis, 22 September 2022 | 22:56 WIB
header img
Salah satu warga Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu tengah memasangkan gelang tanda pengenal masuk ke komunitasnya (Foto: iNewsbadung.id/Bramantyo)

Tarxim menceritakan bahwa Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Suku Dayak yang ada di Kalimantan.

“Hindu di sini bukan agama, karena kami hanya memiliki keyakinan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak dibungkus dengan baju yang namannya Agama,” jelas Tarxim Bin Kalsim.

Menurut Tarxim, Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu sendiri memiliki arti, Suku yang berarti Kaki, Dayak yang berarti Ramai, Hindu yang berarti di dalam rahim atau kandungan, Bumi yang berarti wujud, Segandu yang berarti seluruh badan, Indramayu berarti inti yang paling dalam Darma terhadap orang tua dan Ayu yang berarti  wanita.

“Bila diartikan secara menyeluruh Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu, kaki melangkah berdasarkan kepercayaan yang sudah dibawa sejak dalam kandungan untuk berbakti kepada alam, orang tua dan wanita,” paparnya.

Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu memiliki pengikut cukup banyak dan terbagi atas tiga kelompok. Kelompok pertama, dikenal dengan nama Dayak alami, yaitu anggota Suku Dayak tanpa menggunakan baju dan hanya menggunakan celana pendek sebanyak 100 orang.

Dan dalam kehidupan sehari-hari, selain menggunakan pernak-pernik suku mereka, seperti gelang tangan, kalung,ikat celana dari ayaman bambu, di leher mereka lambang Pancasila selalu dikenakan.

“Selain melambangkan negara, Pancasila juga melambangkan persatuan kita semua. Meskipun kita berbeda-beda, namun kita dipersatukan dengan lambang Pancasila. Dan ini wajib kita kenakan,” terang Tarxim.

Kelompok kedua, biasa dikenal dengan nama Dayak Preman. Untuk kelompok kedua ini yaitu komunitas suku Dayak yang menggunakan pakaian lengkap dan berwarna-warni, jumlahnya cukup banyak, yaitu 7000 orang dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia.

Sedangkan kelompok ketiga yaitu Dayak Ibu, hanya beranggotakan perempuan, baik dewasa maupun anak-anak dan jumlahnya cukup banyak hingga mencapai 10 ribu anggota.

Menurut Tarxim, awal berdiri Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu berawal dari perkumpulan perguruan pencak silat yang didirikan kepala suku mereka, Eran Takmad Diningrat Gusti Alam.

Keputusan untuk meninggalkan hiruk-pikuk duniawi dan menyebarkan kebaikan dan kesabaran diperoleh Eran setelah menjalani ritual topo bisu dan topo pepe yang hingga kini menjadi ritual wajib yang harus dijalani anggota kelompok ini.

Awalnya, hanya sang istri dan anak Eran Takmad Diningrat Gusti Alam yang menjadi pengikutnya. Namun, lambat laun ajaran yang mengadopsi salah satu tokoh pewayangan Semar ini mampu menarik perhatian masyarakat luas.

“Sebenarnya kami tidak pernah memaksa keluarga kami untuk menjadi masuk dalam kelompok kami. Mereka masuk karena mereka merasakan apa yang kami ajarkan bukan kekerasan, melainkan kedamaian abadi,” terang Tarxim yang mengaku dua putrinya ini menolak masuk mengikuti jejaknya.

Menurut Tarxim, untuk ritual topo bisu dan topo pepe yang ritual awal biasa digelar pada minggu pertama bulan pertama atau setiap malam Jumat kliwon,selama 4 bulan lima hari ini, hanya diikuti Dayak Alami yang beranggotakan 100 orang.

“Kenapa dimulai setiap malam jumat kliwon, karena alam menyampaikan pesannya setiap malam itu dan secara terus menerus hingga 4 bulan 5 hari. Intinya melatih kesabaran kita semua manusia,” ujarnya lagi.

Pemuja Perempuan

Selain berpenampilan unik, tanpa menggunakan busana baju, dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari, Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu dikenal sebagai suku yang sangat memuja perempuan. Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, biasannya Kepala Keluarga adalah Laki-laki, namun di suku ini, yang bertindak sebagai Kepala Keluarga adalah perempuan. Termasuk dalam  kartu keluarga, perempuanlah yang tercantum sebagai kepala keluarga.

Editor : Dian Burhani

Follow Berita iNews Badung di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut