Kenapa Bali Mayoritas Masyarakat Beragama Hindu, Begini Sejarah Lengkapnya

Muhammad Bramantyo
Kenapa Bali Mayoritas Masyarakat Beragama Hindu, Begini Sejarah Lengkapnya Foto : desamengwi.badungkab.go.id

BADUNG, iNewsbadung. id - Mengapa di Pulau Bali mayoritas masyarakat memeluk Agama Hindu.

Terbentuknya agama Hindu di Bali tidak terjadi dalam semalam. Namun memerlukan waktu yang sangat panjang, bahkan hingga berabad-abad. Hingga akhir Bali dikenal luas sebagai Pulau Dewata

Lantas bagaimana awal mula datangnya agama Hindu di Bali? Simak penjelasan berikut ini yang dirangkum iNewsbadung. id dari berbagai sumber. 

Disaat mayoritas daerah atau provinsi di Indonesia dihuni oleh penduduk yang beragama Islam, beberapa provinsi dihuni oleh mayoritas beragama Kristen atau khatolik, hanya Bali satu-aatunya daerah dengan penduduk mayoritas Hindu di Indonesia. 

Itu tak lepas dari sejarah masa lalu, yakni runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad 15. Setelah Majapahit runtuh hampir seluruh Nusantara menjadi Islam kecuali beberapa daerah di Indonesia bagian timur yang mayoritas beragama Kristen atau Khatolik. 

Penduduk Majapahit yang beragama Hindu memilih hidup ke Bali. Dalam gelombang kepindahan penduduk Majapahit ke Bali itu terdapat dua brahmana. 

Kedua Brahmana Hindu itu membangun benteng untuk melindungi Bali dari serangan luar. Disisi lain tidak ada Kerajaan Islam yang berhasil meluaskan kekuasaan hingga ke Bali. 

Kerajaan islam yang kuat di JawaJawa,  baru muncul pada abad ke 16 yakni Kerajaan Mataram.

Namun Mataram lebih sibuk menghadapi Belanda dan Kerajaan kecil saingan di Jawa. Hal ini yang menyebabkan Kerajaan-Kerajaan di Bali seperti Kerajaan Gel Gel tetap eksis. 

Dikutip dari Wikipedia, pengaruh Hindu mencapai Nusantara pada awal abad pertama masehi.

Sementara era konflik agama dan peperangan antar kesultanan ini sedang berlangsung, dan pusat-pusat kekuatan baru berusaha mengkonsolidasikan wilayah-wilayah di bawah kendali mereka, kolonialisme Eropa tiba.

Kepulauan Indonesia segera didominasi oleh kerajaan kolonial Hindia Belanda.
Kerajaan kolonial Hindia Belanda membantu mencegah konflik antar agama, dan perlahan-lahan memulai proses penggalian, memahami dan melestarikan landasan budaya Hindu-Buddha kuno Indonesia, khususnya di Jawa dan pulau-pulau barat Indonesia.

Ada satu legenda yang menceritakan bahwa Raja Bali di Kerajaan Gelgel, Dalem Waturenggong dikunjungi oleh kerabat dekatnya dari Jawa yang bernama Dewi Fatimah. Dia mengajak sang raja memeluk Islam. 

Dalem Waturenggong setuju untuk masuk Islam asalkan Dewi Fatimah mampu mencabut bulu kakinya, yang berarti tantangan adu kesaktian di antara keduanya. 

Dalem Waturenggong menang, dan Dewi Fatimah pun kalah. Dalem Waturenggong tak mengusir Dewi Fatimah. 

Dia membiarkan Dewi Fatimah dan para pengikutnya yang beragama Islam tetap tinggal di Gelgel. Dari situlah muncul kampung Muslim Gelgel di Klungkung.

Dalam periode 1966-1980, banyak penduduk Jawa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti orang Tengger di kawasan Bromo, Jawa Timur; masyarakat Bugis To Wani To Lotang, Toraja-Mamasa, dan Toraja Sa'dan di Sulawesi Selatan; sebagian penduduk Karo di Sumatera Utara; serta masyarakat Ngaju dan Luangan di Kalimantan Selatan, mengaku sebagai penganut agama Hindu.

Pada tahun 1986, Parisada Hindu Dharma mengubah namanya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia, dengan tujuan merangkul seluruh komunitas Hindu di Indonesia. Pembentukan organisasi ini merupakan bagian dari perjuangan umat Hindu Bali untuk mengakui Hindu sebagai agama, bukan sekadar aliran kepercayaan. ***

 

Editor : Bramantyo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network