Destry menyebutkan, ada 13.000 UMKM di Solo Raya, sehingga dapat dimaksimalkan secara kontinyu.
Menurut Destry, saat ini BI sedang mempersiapkan UMKM tangguh, sehingga saat membutuhkan akses pembiayaan harus ada support lembaga pembiayaan.
Dengan adanya QRIS, dikatakan Destry Damayanti otomatis financial report ataupun transaction report sudah langsung tercapture, sehingga ke depan akan lebih mempermudah jika ingin mempunyai akses pembiayaan.
"Paling tidak salah satu permasalahan UMKM adalah tidak adanya data historis, padahal kalau melakukan kredit selalu ditanya performance dua tahun terakhir," sebut Destry.
Dengan serba digital, data transaksi UMKM akan tercapture dan mempermusah akses untuk mendapatkan pembiayaan.
Karena itu, Destry mendorong UMKM terus melakukan KIS, yakni konsistensi, inovasi dan sinergi, karena tidak bisa bekerja sendiri, harus bersama-sama.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait