Jumlah jam belajar yakni tatap muka adalah 30 persen, sedangkan 70 persen merupakan implementasi di lapangan yang terkontrol dan terkendali dalam program pembiasaan.
Kurikulum inilah yang membedakan kurikulum sekarang dengan sebelumnya, karena Ismuba lebih implementatif dan tidak terlalu teoritis.
"Muatan materi Ismuba akan lebih kepada praktek-praktek harian dibanding tataran teoritis yang dihafal,” tambah Iwan Junaedi.
Dr. Iwan Junaedi berharap Ismuba akan menjadi pembelajaran bermakna, artinya Ismuba akan menjadi praktek kehidupan tidak hanya di sekolah, tetapi juga di luar sekolah.
Ke depan akan terbangun generasi yang berbeda dengan sebelumnya, karena mereka terbangun dari kebiasaan dari dalam sekolah dan juga luar sekolah.
Ini adalah praktek keagamaan yang dijalankan, dilaksanakan dan diamalkan.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait