Petruk jadi raja ini berkisah tentang Petruk, seorang yang selalu menyalahkan orang lain, serta kebijakan-kebijakan pemimpin.
Petruk merupakan gambaran masyarakat yang jauh dari informasi akurat dan rendahnya pemahaman tentang beberapa kebijakan untuk kemakmuran rakyat.
Cerita ini mencerminkan ajaran tasawuf orang Jawa tentang memahami diri sendiri dan keegoan manusia.
Apabila seseorang menyadari hakikat diri, maka dia akan bisa berdamai dengan pikiran, perasaan, nafsu, nyawa diri, sehingga melahirkan sang kebijakan yaitu Semar.
Selain dimeriahkan Kembang Batavia Lenong Denes (Jakarta) dan Sanggar Bamus Betawi (Jakarta), perhelatan SBI 2024 hari kedua juga dimeriahkan Sanggar Seni Kinanti Sekar (Yogyakarta), Sanggar Tari Tancep (Sragen), Sanggar Orek (Solo), Semarak Candrakirana Art Center (Solo), Komunitas Dahayu (Solo), Sanggar Seni Kembang Lawu (Karanganyar), Damar Art (Banyuwangi) dan Sanggar Darma Giri Budaya (Wonogiri) yang tampil pada penutupan festival dengan tarian Kethek Ogleng Pragosa Wana Krida.
Sementara Teguh Prakosa, Wakil Walikota Surakarta dalam pidato penutupan memberikan apresiasi atas penyelenggaraan SBI 2024.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait