Diiringi kidung dan sholawat, umbul donga diharapkan menjadi peradaban baru, di mana sebagai manusia memiliki tanggungjawab kepada alam, semesta, makhluk lain, dengan perwujudan menjaga alam untuk tujuan ngelmu kasampurnan (belajar kesempurnaan).
"Artinya, dunia ini diciptakan Tuhan, baik adanya. Makanya karena perbuatan manusia, justru akhirnya merusak alam itu sendiri," jelas Ki Lawu Warta.
Umbul donga juga dikatakan budayawan ini sebagai perwujudan menjaga alam untuk menebus dosa kalau ada dosa, maka menebus kekeliruan, kesalahan.
Peradaban ini tidak boleh didiamkan, karena jika didiamkan akan hancur.
Sebagai orang Jawa, orang Nusantara memiliki kearifan luar biasa adiluhung, karena itu dalam umbul donga ini mencoba menggali lagi, untuk tujuan menjaga alam, sastro jendro atau ilmu kasampurnan, dari Allah kembali ke Allah.
"Dimulai dari Kampung Njawani, artinya kampung Jawa, di mana Jawa itu bukan suku Jawa, kampung Jawa, atau busana Jawa, tetapi Jawa merupakan pemahaman tentang hidup, ilmu bagaimana hukum alam, hukum kebudayaan dan hukum Tuhan. Jawa adalah pemahaman tentang hidup," urai Ki Lawu Warta.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait