Metode ini menempatkan ahli sebagai narasumber membahas sebuah isu, di mana teknik pengumpulan data dilakukan secara bergelombang dari narasumber dapat kesepakatan atas pokok isi.
Dalam metode ini, Solo Raya Polling mengangkat isu tantangan kendala pembangunan Solo ke depan, di mana para calon diharapkan mampu memahami keberlanjutan pembangunan Walikota sebelumnya, penataan PKL, bonus demografi, tata kelola sampah, kemacetan lalu lintas dan lainnya.
Sementara dari sisi karakter, bakal calon harus memiliki watak jujur, anti korupsi, memiliki succes story, visioner, memiliki jejaring yang kuat di pemerintah pusat dan sebagainya.
Dari desain konten survey, ada 12 hal yang digunakan untuk mengkaji calon pemimpin Kota Solo, meliputi usia tokoh, kombinasi usia, latar belakang profesi, pertimbangan gender, perspektif ideologi pemimpin, pertimbangan kombinasi ideologi nasionalis-Islam, karakter personal pemimpin, popularitas tokoh dan lain-lain.
Ditambahkan Suwardi, saat ini 12 tokoh yang masuk bursa calon pemimpin Kota Solo belum bisa diranking, karena rangking baru bisa dilakukan sesudah dilakukan survei.
"Untuk responden diambil dari nama-nama pemilih yang masuk DPT Kota Solo sebagai sampel populasi Kota Solo," ujar Suwardi saat jumpa pers di Bolodewe, Manahan.
Editor : Asarela Astrid
