Proses tersebut bukan hanya regulasi, namun juga bergerak 360 derajat mulai dari pembiayaan, pemasaran, pelatihan, serta pendampingan.
Seminar serta kuliah umum bertema Membangun Ide dan Inovasi Bisnis di Era Digital untuk Wirausaha Muda ini juga menghadirkan pembicara lain, yaitu Prof. Dr. Izza Mafruhah, S.E, M.Si., Guru Besar Ekonomi Pembangunan UNS.
Izza Mafruhah mengatakan bahwa menjadi pengusaha perlu mengenal resiko wirausaha, seperti penghasilan tidak pasti, resiko kehilangan seluruh investasi, tingginya ketegangan mental, kerja lama dan kerja keras, besarnya tanggungjawab, serta munculnya pandangan negatif jika belum mengalami kesuksesan.
Namun demikian Izza juga meyakinkan mahasiswa bahwa menjadi wirausaha juga memiliki banyak keunggulan, antara lain mampu mengendalikan nasib sendiri, adanya peluang melakukan perubahan, menggunakan potensi sepenuhnya, meraih kebutuhan tanpa batas, dan peluang melakukan usaha sesuai passion.
Melansir data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Izza menjelaskan bahwa rasio jumlah wirausaha di Indonesia masih sebesar 3,47 persen atau sekitar 9 juta orang.
Keadaan ini disampaikan Guru Besar UNS ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah melebihi target seharusnya, sehingga perlu penambahan wirausaha baru, terutama dari kalangan generasi muda.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait