Candi Jago, Nafas Hindu dan Budha dalam Satu Candi Raja Kertanegara Singasari

Airlangga Maryanto
Inilah Candi Jago, Nafas Hindu dan Budha dalam Satu Candi Raja Kertanegara Singasari. Foto : BPCB Jatim

Dalam sejarahnya, pembangunan Candi Jago berlangsung sejak tahun 1268 M sampai dengan tahun 1280 M, Walaupun dibangun sejak masa pemerintahan Raja Kertanegara Singasari, disebut dalam kitab Negarakertagama maupun Pararaton, Candi Jago selama tahun 1359 M merupakan salah satu tempat keagamaan yang sering dikunjungi Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit.

Candi Jago berbentuk segi empat dengan luas 23 x 14 m. Atap candi sudah hilang, sehingga tinggi bangunan aslinya tidak dapat diketahui dengan pasti. Diperkirakan tingginya mencapai 15 m. Bangunan candi menghadap ke barat, berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dan kaki candi yang terdiri atas 3 teras bertingkat, makin ke atas, teras kaki candi makin mengecil.

Untuk naik ke lantai lebih atas, terdapat dua tangga sempit di sisi kiri dan kanan bagian depan (barat). Lantai yang terpenting dan tersuci adalah yang paling atas, dengan bangunan yang letaknya sedikit bergeser ke belakang.

Pada tahun Saka 1272 atau 1350 Masehi, Adityawarman pembesar Majapahit melakukan perbaikan candi yang dibangun Raja Kertanegara ini. ***

Editor : Asarela Astrid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network