Hal ini dapat dilihat di sekitar masjid terdapat sebuah batu Menhir, atau salah satu media penghormatan nenek moyang masa prasejarah.
Salah satu tampilan asli masjid yang berlokasi di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon yang belum hilang adalah saka tunggal, di tengah-tengah bangunan masjid.
Saka tunggal tersebut dibuat dari galih kayu jati berukir motif bunga warna-warni, dengan bagian pangkal berdiameter sekitar 35 cm.
Saka ini berdiri hingga diatas wuwungan berbentuk limas, seperti wuwungan masjid Agung Demak, dimana bagian atas saka ini terdapat tulisan angka 1288, tertulis dengan huruf hijaiyah.
Angka tahun ini cukup menimbulkan kontroversi, apakah tahun itu termasuk tahun masehi atau hijaiyah, karena jika masuk tahun masehi, berarti masjid tersebut adalah masjid tertua di Indonesia, dibangun jauh sebelum masa walisongo.
Keunikan lain masjid ini adalah pada bangunan saka tunggal terdapat empat helai sayap dari kayu di tengah saka, dimana empat saka menempel melambangkan papat kiblat lima pancer atau empat mata angin dan satu pusat.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait