BADUNG, iNewsbadung.id - Melaspas, tradisi ritual di Bali yang masih dilestarikan untuk kebaikan ini merupakan ritual turun temurun.
Sebagai sebuah upacara, masyarakat Bali terutama umat Hindu sangat menjaga dan menghormati tradisi ritual ini.
Bagaimana filosofi dan makna Melaspas, tradisi ritual di Bali yang masih dilestarikan untuk kebaikan ini, berikut catatan iNewsbadung.id, dihimpun dari laman desaabiansemal.badungkab.go.id.
1. Keselamatan
Ritual ini memiliki makna memberikan perlindungan, serta keselamatan pada bangunan yang akan ditempati, sehingga terhindar dari hal negatif yang berniat tidak baik.
2. Ritual Wajib
Melaspas adalah ritual wajib setelah masyarakat menyelesaikan membangun rumah, karena bangunan dianggap belum layak ditempati, jika belum melakukan Melaspas.
3. Menyucikan
Tradisi ini memiliki tujuan yaitu membersihkan dan menyucikan benda atau bangunan baru secara niskala sebelum bangunan ditempati.
3. Terciptanya Ketenangan
Tujuan lain digelar upacara tradisi ritual ini yakni agar tercipta ketenangan dan kedamaian anggota keluarga di rumah tersebut, sehingga terhindar dari hal-hal tidak diiginkan.
4. Unsur Berbeda
Terdiri dari dua suku kata, yaitu Melas (pisah) dan Pas (cocok), melaspas berarti sebuah bangunan terdiri dari unsur berbeda, yakni ada kayu, tanah (bata) dan batu, setalah disatukan terbentuklah bangunan layak (cocok) untuk ditempati.
5. Beberapa Tingkatan
Dalam pelaksanaannya, upacara ini terdiri dari beberapa tingkatan sesuai kemampuan umat, yakni kanista, madya dan utama.
6. Sederhana sampai Besar
Kanista adalah upacara sederhana, madya, upacara tergolong sedang dan utama adalah upacara yang dilakukan tergolong besar.
7. Lakukan Macaru
Sebelum melakukan melaspas, masyarakat terlebih dahulu menjalankan macaru, yakni mengundang (nedunang) bhutakala untuk memberikan labaan (sesajen), harapannya agar Bhutakala kembali ke tempat masing-masing, mengembalikan roh-roh yang tadinya mendiami bangunan.
8. Dewa Rintangan
Selanjutnya mengundang Dewa Ghana, yang diyakini sebagai Dewa Rintangan agar menghalangi hadirnya roh-roh pengganggu.
9. Rangkaian Melaspas
Rangkaian melaspas dimulai setelah macaru atau pacaruan selesai, yakni dengan mengucapkan orti atau simbol komunikasi pada mudra bangunan, sebagai permohonan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
10. Memasang Ulap-ulap
Langkah selanjutnya adalah memasang ulap ulap pada bangunan, dimana pemasangannya tergantung jenis bangunan, seperti ulap-ulap kertas yang ditulis dengan huruf rajahan.
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait