BADUNG, iNews.id - Sosok Namrudz bin Kanʻan bin Kush bin Ham bin Nuh sangat terkenal sebagai raja yang sombong. Karena kesombongannya itulah, Namrudz mengangkat dirinya sebagai Tuhan. Dia raja yang populer di peradaban dunia sekitar tahun 2275 hingga 1943 SM.
Negara bekas pemerintahannya kini disebut Irak, sebuah peradaban Mesopotamia kuno. Namrudz dikisahkan menikahi ibunya sendiri. Konon sang ibu bernama Semiramis. Dikisahkan, pada saat usia remaja, Semiramis telah menikah dengan Kanʻan.
Konon, sehari setelah berhubungan kelamin dengan Semiramis, ayahnya meninggal dunia. Ibunya yang cantik dan bijaksana mengaku tidak pernah disentuh oleh manusia. Bahkan Namrudz dianggap anak yang suci.
Ini telah menambah keyakinan Namrudz bahwa ia adalah anak tuhan yang lahir dari seorang perawan. Setelah Namrud menginjak usia dewasa, Semiramis sering tampak cemburu ketika gadis-gadis yang mendekati putranya. Hingga pada suatu ketika, dia menikah dengan anak kandungnya sendiri.
Disusui Macam Tutul
Sementara itu, sejarawan penting Mesir, Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam buku berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” mengangkat riwayat berbeda sama sekali tentang Raja Namrudz.
Diriwayatkan bahwa Ham mempunyai seorang anak yang bernama Kausy. Kausy memiliki anak yang bernama Kan’an dan Kan’an memiliki anak yang bernama Namrudz. Kan’an adalah orang kuat yang senang berburu.
Apabila dia berteriak kepada binatang-binatang buas atau binatang-binatang liar, maka binatang-binatang tersebut berjatuhan karena kerasnya teriakan Kan’an.
Dia menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung Namrudz. Ketika masa kehamilannya sudah cukup wanita tersebut melahirkannya. Bapak anak itu, Kan’an, berkata kepada wanita tersebut,
“Anak ini terlahir akan membawa kejelekan. Bunuh saja atau buang saja ke tanah lapang agar dia mati.” Mendapati perintah demikian, wanita tersebut membawa Namrudz, dan melemparkannya ke tanah lapang di antara kumpulan sapi yang sedang merumput.
Anehnya, semua sapi menjauhinya dan setiap kali ada binatang yang melihatnya, binatang itu kabur menjauhinya. Akhirnya, ibunya datang mengambilnya. Sang ibu lalu membawanya dan melemparkannya ke sebuah sungai.
Perempuan itu menyangka bayinya itu telah tenggelam, padahal kenyataannya anak tersebut terbawa arus sampai ke sebuah sumur dengan selamat.
Allah menundukkan seekor macan tutul betina untuk menyusuinya. Hal itu dilihat oleh penduduk suatu kampung, lalu mereka membawa anak tersebut dan mengurusnya. Mereka memberinya nama Namrudz.
Menginjak usia remaja, Namrudz suka mengganggu orang-orang di jalan dan dia bisa menghimpun banyak orang menjadi pengikutnya. Berita ini sampai ke telinga bapaknya, Kan’an.
Hanya saja Kan’an tidak tahu bahwa itu anaknya. Maka, Kan’an mengumpulkan bala tentaranya, pergi untuk menemui Namrudz. Ketika Namrudz melihat pasukan yang datang kepadanya, dia mengerahkan orang-orang yang ada bersamanya.
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait