Hidung berwarna hitam kecokelatan dan bibir cokelat kehitaman. Sifat umum lainnya adalah pemberani, tangkas, waspada, dan rasa curiga yang cukup tinggi.
Anjing kintamani juga dikenal sebagai penjaga andal, pengabdi yang baik kepada pemiliknya, dan tidak lupa kepada pemilik atau perawatnya.
Selain itu, anjing ini suka menyerang anjing atau hewan lain yang memasuki wilayahnya dan juga menggaruk-garuk tanah sebagai tempat perlindungan.
Pergerakannya bebas, ringan, dan lentur. Ia akan membuat sarang di bawah tanah saat akan melahirkan anak-anaknya.
Oleh FCI, dengan ciri-ciri umum seperti tadi, maka anjing kintamani masuk pada Group V yaitu anjing spitz atau anjing ras berbulu tebal dan panjang dengan ekor lebat melengkung ke punggung serta telinga kecil berdiri. Spitz adalah kata dalam bahasa Jerman yang berarti tajam atau runcing.
Sementara itu berdasarkan standardisasi pada Himpunan Trah Anjing Kintamani Bali (HTAKB) tahun 2015 disebutkan kalau ukuran tubuh anjing kintamani betina cenderung lebih kecil dari pejantannya.
Tinggi badan anjing kintamani jantan dihitung dari pundak atau gumba hingga ke pijakan tanah adalah 45-55 sentimeter (cm) dan betinanya sekitar 40-50 cm. Anjing ini mampu hidup hingga usia 14 tahun.
Sebelum disebut sebagai anjing kintamani, hewan ini seperti tertulis pada dokumen-dokumen sastra kuno Bali di daun lontar ribuan tahun lalu, ia disebut sebagai kuluk gembrong alias anjing berbulu tebal.
Kuluk dan cicing adalah penyebutan untuk anjing dalam bahasa setempat dan gembrong berarti lebat.
Bulu tebalnya diduga sebagai hasil adaptasi agar suhu tubuhnya tetap hangat ketika berada di cuaca dingin pegunungan.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait