Titik-Titik Pusat Kemeriahan Ogoh-Ogoh di Bali, Catat Lokasinya!

Sanur, dengan banyaknya wisatawan asing, juga menjadi daya tarik tersendiri dengan pawai ogoh-ogoh yang meriah.
Di wilayah Badung, kemeriahan pawai ogoh-ogoh terpusat di kawasan Kuta dan Nusa Dua. Ground Zero Kuta menjadi titik awal pawai yang melewati jalan-jalan ikonik seperti Jalan Raya Legian dan Pantai Kuta.
Kawasan Legian, yang terkenal dengan kehidupan malamnya, juga menjadi lokasi yang ramai dikunjungi wisatawan untuk menyaksikan ogoh-ogoh.
Sementara itu, di Nusa Dua, pawai ogoh-ogoh dipusatkan di simpang empat pintu masuk ITDC, di mana selain arak-arakan, juga ditampilkan pertunjukan fragmentari oleh pemuda setempat.
Ubud, Gianyar, yang terkenal dengan seni dan budayanya, juga tidak kalah meriah dengan pawai ogoh-ogoh di sekitar Puri Ubud dan Jalan Raya Andong.
Di Klungkung, Semarapura menjadi pusat perayaan dengan arak-arakan ogoh-ogoh di sekitar Patung Kanda Pat dan Jalan Puputan.
Makna dan Filosofi Ogoh-Ogoh
Ogoh-ogoh bukan sekadar patung raksasa. Di balik bentuknya yang menyeramkan, terdapat makna dan filosofi yang mendalam.
Ogoh-ogoh melambangkan Bhuta Kala, yaitu energi negatif atau roh jahat yang mengganggu kehidupan manusia. Melalui pawai ogoh-ogoh, umat Hindu berharap dapat membersihkan lingkungan dari energi-energi negatif tersebut.
Proses pembuatan ogoh-ogoh juga sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Warga banjar bekerja sama membuat ogoh-ogoh, mulai dari merancang desain hingga merakitnya.
Proses ini menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan melestarikan tradisi leluhur.
Dampak Pariwisata
Pawai ogoh-ogoh tidak hanya menjadi tradisi keagamaan, tetapi juga daya tarik wisata yang besar bagi Bali.
Ribuan wisatawan domestik dan mancanegara datang ke Bali untuk menyaksikan kemeriahan malam pengerupukan.
Hal ini memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
Namun, di balik kemeriahan tersebut, terdapat pula tantangan dalam menjaga kelestarian tradisi ogoh-ogoh.
Modernisasi dan pengaruh budaya asing dikhawatirkan dapat menggerus nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari seluruh pihak untuk menjaga dan melestarikan tradisi ogoh-ogoh agar tetap hidup dan berkembang di tengah perkembangan zaman.***
Editor : Bramantyo