get app
inews
Aa Text
Read Next : INSTIKI Dorong Inovasi, Wisuda XXV Lahirkan Penggerak Teknologi Bali-Nusa Tenggara

Titik-Titik Pusat Kemeriahan Ogoh-Ogoh di Bali, Catat Lokasinya!

Jum'at, 28 Maret 2025 | 08:55 WIB
header img
Titik-Titik Pusat Kemeriahan Ogoh-Ogoh di Bali, Catat Lokasinya! (Foto: Okezone)

DENPASAR, iNewsbadung. id - Pulau Dewata kembali semarak dengan tradisi tahunan yang dinanti-nanti, yaitu pawai ogoh-ogoh

Ribuan warga lokal dan wisatawan memadati jalanan untuk menyaksikan arak-arakan ogoh-ogoh yang megah dan kreatif, menandai malam pengerupukan menjelang Hari Raya Nyepi, Sabtu (29/3/2025).

Pawai ogoh-ogoh, yang diadakan pada Jumat (28/3/2025), merupakan ritual penyucian dan pengusiran roh-roh jahat sebelum umat Hindu memasuki masa Catur Brata Penyepian. 

Tradisi ini tidak hanya sarat makna spiritual, tetapi juga menjadi ajang unjuk kreativitas dan kebersamaan antar banjar (komunitas desa adat).

Sejak sore hari, jalanan di berbagai wilayah Bali telah dipenuhi oleh ogoh-ogoh yang siap diarak.

Berbagai bentuk dan ukuran ogoh-ogoh, mulai dari raksasa menyeramkan hingga tokoh-tokoh mitologi, memukau para penonton. Iringan gamelan dan sorak-sorai warga menambah semarak suasana malam itu.

Titik-Titik Pusat Kemeriahan Ogoh-Ogoh

Di Denpasar, pusat keramaian terpusat di kawasan Catur Muka. Ribuan orang memadati lapangan Puputan Badung untuk menyaksikan ogoh-ogoh dari berbagai banjar di Denpasar. 

Rute pawai melewati jalan-jalan utama kota, seperti Jalan Hasanuddin, Jalan M.H. Thamrin, dan Jalan Gajah Mada, yang disesaki oleh penonton.

Kawasan lain di Denpasar, seperti Plaza Renon, Jalan Cok Agung Tresna, dan Sanur, juga menjadi lokasi favorit untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh. 

Di Renon, ogoh-ogoh diarak sepanjang Jalan Bypass Ngurah Rai hingga Jalan Hang Tuah. Sementara itu, Jalan Cok Agung Tresna menjadi lokasi lomba ogoh-ogoh, di mana setiap banjar menampilkan atraksi terbaik mereka. 

Sanur, dengan banyaknya wisatawan asing, juga menjadi daya tarik tersendiri dengan pawai ogoh-ogoh yang meriah.

Di wilayah Badung, kemeriahan pawai ogoh-ogoh terpusat di kawasan Kuta dan Nusa Dua. Ground Zero Kuta menjadi titik awal pawai yang melewati jalan-jalan ikonik seperti Jalan Raya Legian dan Pantai Kuta. 

Kawasan Legian, yang terkenal dengan kehidupan malamnya, juga menjadi lokasi yang ramai dikunjungi wisatawan untuk menyaksikan ogoh-ogoh. 

Sementara itu, di Nusa Dua, pawai ogoh-ogoh dipusatkan di simpang empat pintu masuk ITDC, di mana selain arak-arakan, juga ditampilkan pertunjukan fragmentari oleh pemuda setempat.

Ubud, Gianyar, yang terkenal dengan seni dan budayanya, juga tidak kalah meriah dengan pawai ogoh-ogoh di sekitar Puri Ubud dan Jalan Raya Andong. 

Di Klungkung, Semarapura menjadi pusat perayaan dengan arak-arakan ogoh-ogoh di sekitar Patung Kanda Pat dan Jalan Puputan.

Makna dan Filosofi Ogoh-Ogoh

Ogoh-ogoh bukan sekadar patung raksasa. Di balik bentuknya yang menyeramkan, terdapat makna dan filosofi yang mendalam. 

Ogoh-ogoh melambangkan Bhuta Kala, yaitu energi negatif atau roh jahat yang mengganggu kehidupan manusia. Melalui pawai ogoh-ogoh, umat Hindu berharap dapat membersihkan lingkungan dari energi-energi negatif tersebut.

Proses pembuatan ogoh-ogoh juga sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Warga banjar bekerja sama membuat ogoh-ogoh, mulai dari merancang desain hingga merakitnya.

Proses ini menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan melestarikan tradisi leluhur.

Dampak Pariwisata

Pawai ogoh-ogoh tidak hanya menjadi tradisi keagamaan, tetapi juga daya tarik wisata yang besar bagi Bali. 

Ribuan wisatawan domestik dan mancanegara datang ke Bali untuk menyaksikan kemeriahan malam pengerupukan. 

Hal ini memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
Namun, di balik kemeriahan tersebut, terdapat pula tantangan dalam menjaga kelestarian tradisi ogoh-ogoh. 

Modernisasi dan pengaruh budaya asing dikhawatirkan dapat menggerus nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari seluruh pihak untuk menjaga dan melestarikan tradisi ogoh-ogoh agar tetap hidup dan berkembang di tengah perkembangan zaman.***

Editor : Bramantyo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut