Lesmana tidak memiliki kesaktian sama seperti ayah, paman dan anggota keluarga lainnya, sehingga menjadikan hidupnya tergantung pada paman-pamannya, dari bala kurawa.
Sebagai anak raja, Lesmana malas belajar sehingga tidak memiliki pengetahuan moral dan etika kerajaan dengan baik. Dengan kemanjaannya sering bersikap congkak, ugal-ugalan dan mau menang sendiri yang membuat rakyat Hastinapura sering menahan marah.
Segala sifat jelek Lesmana MK yakni manja, mau menang sendiri, ugal-ugalan, tidak mempunyai moral dan etika kerajaan inilah yang disimbolkan SEMPAL untuk dibuang dengan cara dihanyutkan (larung), karena bukan teladan yang baik bagi generasi muda.
Bagaimana mungkin, mewujudkan kesejahteraan di Hastinapura kalau calon pemimpinnya nanti adalah seorang anak manja, malas belajar serta tidak mempunyai moral dan etika kerajaan, mau menang sendiri dan bersikap ugal-ugalan?
Dalam rilis yang diterima iNewsbadung.id, disebutkan bahwa sebagai Gerakan Melawan Politik Amoral (SEMPAL), performance art ini merupakan pendidikan moral pada masyarakat, terutama generasi muda agar tetap menjunjung tinggi nilai moral dan etika, serta memiliki hidup bermartabat di masa mendatang.
Di samping itu juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat, agar tidak menganggap rendah etika dan moral dengan membenarkan ungkapan “etika ndasmu” yang akan membuat martabat hidup manusia dalam bermasyarakat dan bernegara semakin merosot.
Editor : Asarela Astrid