BADUNG, iNewsbadung.id - Kementerian Pertanian belum lama ini mencatat jika kopi Indonesia berhasil mencetak transaksi senilai Rp305 Miliar atau 20,6 Juta Dolar AS di Pameran Specialty Coffee Expo (SCE) di Amerika, yang digelar bulan April lalu.
Sementara Data Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia sudah melakukan ekspor biji kering atau primer komoditas kopi sebesar 98,01%.
Di mana pada perkembangan nilai ekspor kopi enam tahun terakhir tercatat bahwa cenderung mengalami fluktuatif, antara 31 persen sampai 18 persen, sehingga mencatatkan nama Indonesia berada di peringkat empat negara produsen biji kopi di dunia, sesudah Brazil, Vietnam, serta Kolombia.
Dalam Instagram resmi Kementerian Pertanian disebutkan bahwa specialty coffee tersebut berasal dari Jawa Barat, Aceh Gayo, Mandailing dan Toraja.
Jawa Barat, menurut data Statistik Kopi Indonesia tahun 2020 (Badan Pusat Statistik), dirangkum iNewsbadung.id dari laman Open Data Jawa Barat disebutkan jika Jawa Barat menempati urutan kedelapan produktivitas kopi nasional.
Bagian wilayah Pulau Jawa ini memiliki angka produktivitas kopi mencapai 786 kg/ha, di mana termasuk kategori produktivitas tinggi.
Hasil produksi kopi di Jawa Barat ini berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, di mana dengan pencapaian produksi di tahun 2021, masing-masing mencapai 3.654 ton, 4.639 ton dan 7.772 ton.
Tiga wilayah kabupaten ini termasuk tiga besar wilayah produksi kopi, yaitu Kabupaten Bandung dengan luas lahan 13.254 Ha, Kabupaten Garut 6.267 Ha, dan Kabupaten Bogor seluas 6.140 Ha.
Jawa Barat memiliki kelebihan geografis yaitu terdiri atas gugusan gunung, sehingga kondisi dataran tinggi di tiga kabupaten ini dapat mendukung untuk menanam berbagai jenis kopi berkualitas baik.
Kopi Jawa Barat melalui pengembangan komoditas memiliki potensi besar menembus pasar global, bahkan menjadi substitusi produk impor di pasar domestik, di mana perkebunan tahunan komoditi kopi di Jawa Barat memiliki tiga jenis, yakni Perkebunan Besar Negara, Perkebunan Besar Swasta, dan Perkebunan Besar Rakyat.
Kopi Malabar telah mendunia, di mana sejak tahun 1706 Pulau Jawa melalui kopi yang ditanam di Gunung Malabar, Jawa Barat sudah menjadi penyuplai kopi terbanyak di kawasan Eropa.
Sebutan A Cup of Java pun melekat pada kopi Malabar, karena rasa kopi dari Tatar Sunda ini sangat berbeda dan nikmat.
Kopi Gunung Puntang, adalah kopi asal Jawa Barat, di mana kopi ini disebutkan di laman resmi Kementerian Luar Negeri RI pernah menggondol prestasi di Specialty Coffee Association of America Expo 2016 di Amerika.
Kopi Gunung Cikuray ini disebutkan dalam laman resmi National Geographic memiliki aroma berbeda dari kopi Malabar dan kopi Gunung Puntang.
Ditanam di sekitar Gunung Cikuray, Garut Jawa Barat, tekstur kopi ini lebih kental, dengan aroma sangat kuat, bahkan beberapa petani mengembangkan kopi dengan buah berwarna kuning, yang merupakan varian lain kopi arabika Gunung Cikuray, dengan rasa cukup unik, yaitu sensasi kecut layaknya asam jeruk dengan tekstur kental.
Semoga tulisan tentang menilik kopi Jawa Barat yang berhasil bersanding di Pameran Specialty Coffee Expo (SCE) di Amerika ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Silahkan share tulisan ini dan nantikan selalu tulisan-tulisan lain hanya di iNewsbadung.id, sehingga semakin banyak orang mengetahui informasi menarik lainnya. ***
Editor : Asarela Astrid