Sebagai rasa syukur, Pendeta Stevanus pun berniat membangun “rumah Tuhan” di tempat bekas tempat pemujaan berhala itu, dan Tuhan pun sangat berkenan dengan rencana itu. Namun rencana pendirian Gereja lagi-lagi mendapatkan penolakan keras dari kelompok-kelompok tertentu. Berbagai intimidasi dan surat penolakan, baik dari daerah maupun Gubernur dilayangkan kepada Pendeta Stevanus.
Pendeta asli Mojokerto dan menjadi pengikut Tuhan karena Penginjilan dari seorang mantan napi itu tak gentar, karena Tuhan sendiri yang membisikan kepada Pendeta Stevanus bahwa tempat bekas pemujaan berhala itu yang akan dipilihNya sebagai Gereja Tuhan. Maka ketika dirinya dipanggil ke Kantor Sospol Temanggung untuk membatalkan keinginannya mendirikan Gereja, Pendeta Stevanus tidak bergeming.
Akhirnya Tuhan campur tangan dengan kuasaNya, Pendeta Stevanus yang mendengar istri Camat Pringsurat sedang sakit parah dan tidak mampu berjalan, diutus Tuhan untuk menjenguk dan mendoakannya. Ajaib, dengan kuasaNya, istri Camat pun sembuh seketika. Sejak itulah secara diam-diam Camat ikut membantu masalah perizinan gereja, dan hasilnya dua tahun kemudian IMB untuk Gereja Isa Almasih di Desa Ngipik, Temanggung turun.
Pendeta Stevanus, dokter Lukas Sebadja dan jemaaat Gereja Isa Almasih pun tidak henti-henti menaikkan rasa syukur kepada Tuhan. Hanya karena mukjizat Tuhan maka Gereja Isa Alamsih Pringsurat, Temanggung bisa berdiri. Bulan Januari tahun 1975, Gereja Isa Almasih (GIA) Ngipik, Pringsurat, Temanggung yang berada dalam satu kompleks dengan SMP Salomo 3 Pringsurat, Temanggung resmi berdiri.
Keberadaan sekolah itu tidak lepas dari kata mufakat pemerintah dan masyarakat setempat, bila ingin membangun gereja maka diwajibkan juga mendirikan sekolah. Pada waktu itu di Kecamatan Pringsurat belum ada SMP bagi keluarga kurang mampu. Gagasan tersebut disambut baik masyarakat, pemerintah Desa Ngipik dan pihak gereja. Akhirnya, pembangunan gereja pun diperbolehkan bersamaan dengan pembangunan SMP Salomo 3 Pringsurat, Temanggung.
Tahun 1975, berdirilah sekolah menengah pertama dengan nama SMP Salomo 3 Pringsurat yang disponsori keluarga Drg. Lukas Sebadja. Untuk memudahkan pengelolaannya, dr. Lukas Sebadja membentuk Yayasan Pendidikan Anugerah, diketuai Ny. Sulaksono dan dibantu beberapa orang pengurus, termasuk Stepanus Sumaryono.
Dinamakan SMP Salomo 3 karena di Kota Semarang, sebelumnya, sudah ada Salomo 1 dan Salomo 2 yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kranggan. Walaupun Yayasan yang menaungi berbeda, namun Salomo 1 dan Salomo 3 sama-sama didirikan oleh para jemaat Gereja Isa Almasih Pringgading, Semarang.
Enam bulan setelah SMP Salomo 3 Pringsurat berdiri, Gereja Isa Almasih Ngipik juga berdiri dan didewasakan sebagai Jemaat Gereja Isa Almasih. Selain pendewasaan gereja, Stepanus Maryono ditahbiskan sebagai pendeta di jajaran Sinode Gereja Isa Almasih, sekaligus menjadi gembala sidang jemaat pertama di gereja itu. Gereja Isa Almasih Ngipik yang berada di bawah naungan Sinode Gereja Isa Almasih di Semarang. ***
Editor : Asarela Astrid